T&T (Tahu dan Tempe) Program
Meningkatkan Efesiensi Produksi dan Kualitas Produk
Meningkatkan Efesiensi Produksi dan Kualitas Produk
Latar Belakang
Tahu dan tempe telah menjadi makanan pokok yang diterima secara luas dan dikonsumsi di Indonesia. Kandungan nutrisi dan protein yang tinggi, harga yang murah, serta rasa yang enak telah menjadikan makanan yang berbahan baku kedelai ini sebagai salah satu makanan favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sejalan dengan ini, rantai nilai di sektor tahu dan tempe ini merupakan kunci bagi ekonomi lokal, sebagai sumber pendapatan bagi 85,000 pelaku usaha yang menopang sekitar 85,000 pekerja (40-50% merupakan wanita) dan menghasilkan pendapatan Rp. 700 juta pertahun atau sekitar $78 miliyar. Di Indonesia, mayoritas pelaku usaha di sektor tahu dan tempe merupakan sektor informal. Para pelaku usaha tahu dan tempe merupakan para pendatang yang seringkali terpinggirkan serta tidak mempunyai izin tempat tinggal yang tetap. Pelaku usaha ini umumnya tidak efisien, tidak bankable, dan memproduksi tahu dan tempe yang berkualitas rendah. Kurangnya regulasi di sektor ini juga telah mengantarkan pada buruknya standar kemananan dan sanitasi. Terlebih lagi, asap dan limbah cair yang berasal dari proses produksi tahu dan tempe berkontribusi pada pencemaran lingkungan, yang mana telah menjadi ancaman yang sangat besar di wilayah perkotaan.
Program T&T (Tahu dan Tempe) ada untuk mengatasi masalah yang menyoroti industri tahu dan tempe melalui pendekatan rantai nilai. Saat ini belum ada lembaga (pemerintah maupun non pemerintah) yang secara menyeluruh mengatasi permasalahan yang dihadapi di sepanjang rantai nilai industri tahu dan tempe tersebut. Terutama karena tahu dan tempe merupakan sektor informal, sehingga usaha penanganan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah masih terbatas dan berfokus pada pelatihan keahlian, khususnya dalam pengelolaan limbah. Selain itu, usaha pemerintah umumnya hanya berfokus pada kebijakan untuk mengelola limbah dengan cara yang baik, namun tidak memberikan solusi yang memungkinkan dan yang akan membawa pada perubahan. Demikian pula, rantai nilai dan pelaku usaha lainnya dalam pengembangan usaha masih berfokus kepada pemain formal, namun meninggalkan sektor informal di wilayah perkotaan tanpa adanya pengawasan. Oleh karena itu, pendekatan rantai nilai yang dilakukan oleh T&T terbilang unik, karena efektif dalam mengembangkan kerjasama bisnis secara horizontal maupun vertikal sepanjang rantai nilai tahu dan tempe serta bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk dapat menciptakan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan dan menghubungkan para pelaku usaha kepada para penyedia jasa yang lebih diperlukan (contoh, Lembaga Keuangan Mikro, pemasok peralatan/teknologi).
Visi T&T: Membangun masyarakat yang aman, produktif dan adil khususnya masyarakat di wilayah Jabodetabek dengan meningkatkan kondisi lingkungan dan sosial ekonomi bagi mereka yang terlibat dalam produksi tahu dan tempe serta para konsumennya.
Tujuan T&T: Meningkatkan pendapatan, memperbaiki kondisi kerja, serta mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat dari adanya kegiatan produksi bagi 15,200 pelaku usaha di Jabodetabek serta menyediakan makanan sehat bagi empat juta konsumen di wilayah Jabodetabek.
Sasaran T&T : meningkatkan efesiensi dan kualitas produk bagi 3,300 pelaku usaha.
Tujuan khusus program T&T adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan produktivitas tahu dan tempe yang dilakukan oleh UMKM
• Meningkatkan kualitas tahu dan tempe yang dilakukan oleh UMKM
• Untuk membangun pasar produk yang bermerk
• Untuk belajar serta berbagi dengan praktisi rantai nilai lainnya.
***