Pembukaan program magang nasional, Smesco

Sedikitnya 250 peserta program magang nasional kementrian koperasi RI sedang mengikuti acar pembukaan di gedung SMESCO, jl. Gatot Subroto Jakarta..

Pembukaan praktek magang, KOPTI

Sebanyak 20 orang peserta mengikuti acara pembukaan magang dan materi hari pertama untuk sektor produksi tahu tempe. acara dilangsungkan di gedung Primkopti Jakarta Selatan, 3 November 2011

Belajar mengelola keuangan usaha

Salah satu materi yang dielaborasi dalam acara magang tersebut adalah manajemen keuangan. materi ini dirasa penting untuk menumbuhkan mental kewirausahaan yang lebih sistematis dan terencana

Memantapkan sektor tempe

Forum Tempe Indonesia (FTI) selaku salah satu narasumber dalam lanjutan magang di kantor MercyCorps, mengemukakan berbagai potensi besar yang dimiliki oleh tempe sebagai sebuah komoditas yang bukan 'remeh temeh' serta memiliki potensi ekonomi yang besar

Dinamika kelompok

Metode penyampaian yang mengedepankan partisipasi dan dialog diharapkan mampu memacu rasa keingintahuan, pelibatan diri dan integrasi pada serapan-serapan materi. Dengan demikian peserta akan lebih dalam memahami persoalan tahu tempe dan mampu merumuskan ide-ide lebih segar

Turun dapur tempe

Praktek di dapur tahu tempe, melihat dan merasakan langsung proses produksi tempe bagi peserta diharapkan dapat memberi gambaran yang lebih gamblang tentang tempe, pola produksi dan berbagai permasalahannya

Angkat tempe ke tempat penyimpanan

Meski sebagian besar peserta adalah putra-putri para produsen tempe, dengan mengajak mereka melihat dan merasakan proses pembuatan tempe di tempat lain diharapkan mampu memberi ruang perbandingan untuk menajamkan gambaran tentang sektor tahu tempe

Take gambar di lokasi praktek magang

Proses pendokumentasian acara magang oleh petugas yang ditunjuk kementrian koperasi, nantinya diharapkan mampu memberi informasi yang lebih yang dapat meyakinkan putra-putri perajin, dan masyarat umum, bahwa sektor tahu tempe memiliki andil yg besar dalam putaran ekonomi bangsa karena jumlahnya yang mencapai ribuan

Kopti Jaksel Vis a vis Kopti Kendal

Kopti Jakarta Selatan sedang melakukan sharing pengalaman dengan pengurus Kopti Kendal jateng. Pertemuan tsb diharapkan saling ukur kekuatan dan kelemahan dari masing-masing lembaga untuk upaya perbaikan kinerja organisasi dan usaha kedepan.

Gudang tempe Pak Sohibien

Tampak Pak Sohibin (perajin tempe) sedang menunjukkan gudang tempe miliknya. tempe-tempe yang telah diproses dan dikemas akan diletakkan ditempat ini untuk selanjutnya siap dilempar ke pasar.

Promosi Peralatan produksi Higienis

Tampak Pak Ateng (distributor) sedang dengan bersemangat mempromosikan peralatan produksi yang dijual di showroomnya seperti ketel uap, bronjong, dandang, mesin pemecah kedelai hingga cetok tahu, yang kesemuanya berbahan stainless steel.

Demonstrasi Ketel Uap Tahu

Peserta launching berkesempatan menyaksikan showroom peralatan produksi tahu dan tempe, termasuk demo ketel uap untuk permbuatan tahu berbahan bakar LPG hasil besutan Pak Eman asal Ciamis ini.

Equipment Launching Bekasi

Sedikitnya 80 produsen tahu dan tempe hadir dalam acara Diskusi dan Peresmian Kerjasama antara SNP Finance dan distributor peralatan di Margahayu, Bekasi(23/09/11)

Workshop pembuatan tempe

Peserta workshop pembuatan tempe tengah dengan serius mendengarkan penjelasan dari Pak Sunoto, perajin tempe percontohan program TnT Mercycorps di Kramat Djati, Jakarta Selatan (17/08/11).

Sosialisasi Pola Produksi Higienis Jakut

M. Ridha tengah memberikan presentasi terkait pola produksi tahu dan tempe higienis dalam acara pendampingan yang diselenggarakan oleh Sudin Pemerintahan dan KOPTI Jakarta Utara.

Labeling sebagai kontrol kualitas

Tim TnT Mercycorps tampak sedang terlibat diskusi tentang branding bersama dua perajin tempe asal Kranggan, Sarbun dan Muslim. Di rumah yang sekaligus pabrik milik Pak Sarbun tsb mereka bertekat memulai proses branding sebagai langkah lanjut..

Perajin menentukan desain label

Pak Muslim, seorang perajin asal Kranggan Bekasi, tampak sedang berargumentasi mengenai nama label yang akan dipakainya dalam proses branding: akhirnya label "Tempe Pak Mus Pekalongan" dipilihnya dengan yakin sebagai alternatif terbaik.

"Tahuku" diserbu pengunjung

Stand tahu higienis bebas formalin, "TAHUKU" milik Pak Carido dari Mampang tampak diserbu pengunjung hingga ludes terjual, dalam event bertajuk Festival Makanan Nusantara di halaman kantor Walikota Jakarta selatan (28/07).

Setuju tanpa formalin!

Beberapa pengunjung stand tampak terlibat pembicaraan serius tentang proses produksi tahu higienis dan menghindari penggunaan formalin sebagai pengawet.Seorang anggota tim MercyCorps tampak ikut bergabung dalam percakapan tersebut

Boot TnT MercyCorps di MEKAR 2011

Boot TnT Program MercyCorps mendisplay peralatan produksi stainless steel sebagai sarana promosi produk tahu dan tempe higienis dan ramah lingkungan. Sementara itu beberapa produk tempe ludes diserbu pengunjung

Stainless steel untuk produk higienis

Ridha menjelaskan fungsi peralatan berbahan stainless sebagai salah satu cara yang sangat mendasar. selain lebih mudah untuk membersihkan, pemakaian alat ini dapat menekan resiko tercampurnya kacang kedelai dengan karat yang berbahaya untuk terkonsumsi oleh manusia

Rame-rame borong tempe

Pengunjung yang sebagian besar adalah kalangan pebisnis muda beramai ramai saling kunjung stand untuk bertukar informasi. Beberapa pengunjung tampak singgah di boot TnT dan memborong beberapa produk tempe yang sebenarnya disediakan untuk sample display

Mendeteksi potensi bisnis dan investasi

Team TnT MercyCorps tengah menjelaskan kepada seorang pengunjung tentang perbedaan produk tahu tempe yang diproduksi secara konvensional dengan produk higienis yang telah menggunakan peralatan berbahan stainless steel dan LPG gas sebagai bahan bakarnya

Stand KOPTI Jaksel di Harkopnas Expo

Harkopnas Ekspo 2011 diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta dalam rangngka memperingati Hari Koperasi nasional ke-64. Ekspo diikuti oleh banyak kalangan pelaku usaha kecil dan menengah dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia

Tester tahu tempe PRIMKOPTI Jaksel

Selain menyediakan fresh tempe higienis yang masih hangat dan siap olah, stand PRIMKOPTI Jaksel juga menyediakan beberapa jenis olahan tahu dan tempe yang sudah dikemas rapi dan berlabel. Pengunjung dapat mencicipi tester gratis di lokasi expo

Kunjungan artis dan pejabat negara

Selain ramai dikunjungi oleh kalangan umum dan mendapat apresiasi yang positif, stand Primkopti Jaksel juga menerima kedatangan beberapa pejabat kementrian koperasi, gubernuran DKI serta Dekopin.

Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Desember 2011

Gagasan Kreatif Usaha Tahu Tempe

Program magang nasional sektor tahu tempe yang dihelat bersama antara Kementrian Koperasi dan Mercycorps Indonesia akan segera berakhir dan ditutup pada 6 Desember 2011. Kegiatan yang sudah berlangsung selama satu bulan tersebut berjalan dengan cukup lancar melalui berbagai kegiatan baik yang bersifat teoritis maupun aplikasi lapangan. meski tak sepenuhnya mudah, para peserta yang sebagian besar tak lain adalah putra putri perajin tahu dan tempe terlihat berusaha menyerap berbagai materi yang diberikan untuk memantapkan keyakinan bahwa sektor tahu tempe bisa jadi pilihan usaha yang memiliki prospek sangat potensial, terutama bila mampu dikelola dengan pendekatan yang lebih segar.

Dalam acara presentasi proposal usaha yang dilaksanakan di kantor kementrian koperasi (1/12/11), para peserta yang dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing menyampaikan gambarannya terkait berbagai bentuk usaha yang bisa jadi pilihan kedepan dengan berbagai perhitungan dan rencana yang diupayakan sematang mungkin.

Sebanyak 20 peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut tampak bersemangat dan saling "serang" atas masing-masing presentasi yang disampaikan penyaji pada sesi dialog. berbagai ide usaha yang bahkan terdengar "asing" di telinga pun mencuat dalam sesi tersebut, semisal ide usaha produk tempe aneka rasa, chocolate tempe, juice tempe, kripik tahu underdog hingga one stop tempe dan produksi tempe generasi 2.

"Tempe aneka rasa merupakan terobosan menarik yang coba kami kembangkan, mengingat saat ini banyak sekali jenis-jenis makanan olahan dari hasil pengembangan makanan yang sebelumnya sudah ada. membuat tempe dengan rasa coklat bisa jadi pilihan yang akan menarik perhatian konsumen anak muda dan masyarakat pada umumnya untuk mencobanya", kata seorang penyaji membeberkan latar belakang usaha dalam presentasi proposalnya.

Menanggapi feedback forum yang mengkritik idenya sebagai hal yang kurang cocok untuk produk olahan tempe, sang penyaji pun menambahkan bahwa inovasi dan penelitian akan tetap bisa dikembangkan karena saat ini mereka ingin lebih terkonsentrasi pada cetusan ide dasar pengembangan usaha.

Muncul juga dalam forum tersebut cetusan ide produksi kripik tahu dengan brand underdog. entah apa maksud dari pemakaian kata underdog tapi yang jelas proposal usaha tersebut lebih memusatkan perhatian pada produksi kripik dari bahan dasar yang diambil dari ampas tahu. menurut penggagasnya, usaha ini meski tak besar bisa menjadi pilihan cukup taktis karena biasanya ampas tahu hanya digunakan untuk pakan ternak atau bahkan dibuang begitu saja.

"jika kita bisa memanfaatkan ampas tahu menjadi produk yang bisa bernilai ekonomi tentu hal tersebut akan sangat baik, karena tentu bahan dasar kripik akan bisa kami daptkan dengan mudah dan murah, bahkan gratis", ujar sang penyaji.

Sedikitnya 9 kelompok dengan jenis proposalnya masing-masing mencoba menyampaikan presentasinya pada forum yang merupakan hari terakhir dari program magang tersebut. Selain memberi berbagai gambaran usaha dan prospeknya, dalam kaitan tersebut para penyaji tak ketinggalan menyampaikan analisa usaha yang direncanakannya seperti mengenai volume produksi, investasi, penyusutan dan pendapatan. Meski tak semuanya mengajukan konsep dengan cukup baik, tapi Drs. Sanata, instruktur bidang perkoperasian dan kewirausahaan Kemenkop, dengan terus terang memuji semangat dan gairah kreatifitas peserta yang sedikit banyak telah memahami alur usaha yang lebih terencana dan matang.

"Sudah sepatutnya kita memperhitungkan berbagai aspek dari setiap usaha yang dijalani, dimana kematangan dalam menentukan produk, bidikan market dan manajemen keuangan menjadi sedemikian krusial untuk diperhatikan", kata Sanata.

Dalam review yang disampaikannya atas keseluruhan presentasi peserta, beliau memberi catatan yang harus benar-benar menjadi perhatian wirausahawan muda, bahwa selama ini sebagian besar usaha-usaha kecil seringkali tidak jeli dalam mendiskripsikan bentuk usaha secara spesifik ditambah manajemen keuangan yang masih sering asal-asalan.

"Jenis usaha yang dijalankan harus jelas. misalnya usaha tempe rasa, harus jelas rasa apa saja yang hendak dikembangkan. tidak bisa hanya dengan deskripsi aneka rasa karena hal tersebut juga berkaitan dengan bahan-bahan yang akan dipakai dalam proses produksi, dan karenanya juga seluruh potensi pengeluaran dalam proses usaha harus dengan detail dicantumkan seperti gaji karyawan dan transportasi karena hal ini terkait dengan biaya produksi dan perhitungan laba nantinya", tambahnya.

Sementara itu Ibu Mira dari Swisscontact sempat menanggapi diskusi peserta dengan memberi saran digunakannya forum-forum jejaring sosial yang marak sekarang ini. dicontohkannya kasus keripik Mak Icih yang meroket omsetnya melalui promosi gratis dengan memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

"usaha promosi menantang kita dengan terobosan atas berbagai kemungkinan jalan yang bisa ditempuh untuk memperkenalkan produk. dan pemanfaatan jejaring sosial menjadi pilihan yang sangat murah bahkan gratis untuk ikut mendorong peningkatan usaha kita", ungkap Mira.

Senin, 07 November 2011

Melanjutkan Estafet Tahu Tempe: Magang Usaha Bagi Putra-putri Perajin

Dalam upayanya membangun mental kewirausahaan di kalangan muda dan membuka peluang kerja, Kementrian Koperasi dan UKM membuka Program Magang Dan Gelar Informasi Pendidikan Perkoperasian Indonesia 2011 digedung SMESCO Jl. Gatot Subroto, Jakarta (1/11/11).

Deputi pengembangan SDM Agus Muharam mengatakan, program ini merupakan solusi yg ditawarkan pemerintah untuk mengatasi pengangguran, serta mendorong kewirausahaan.

Menurutnya, program hasil kerjasama pemerintah dan swasta ini akan mendidik mahasiswa dan pemuda secara langsung di berbagai perusahaan, yang akan berguna jika mereka nanti masuk dunia kerja sebagai wirausaha.

Agus muharam juga menjelaskan, hal itu untuk menjembatani kekosongan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, serta keinginan pemuda untuk memulai usaha baru.

Program T&T MercyCorps Indonesia yang juga ambil bagian dalam kemitraan acara tersebut telah mengkoordinasikan sedikitnya 20 orang peserta yang hampir seluruhnya adalah putra-puteri perajin tahu tempe di wilayah Jakarta.

"Sebagian besar peserta magang yang kita tangani adalah potensi calon penerus usaha tahu dan tempe. Kita berharap mereka benar-benar serius untuk mengikuti program ini sehingga nantinya usaha tahu tempe dapat berkembang dengan pendekatan usaha baru yang lebih segar, dengan manajemen usaha yang rapih dan berwawasan enterprenership yang mantap", demikian disampaikan Yuyu Rahayu dari Tim T&T.

Seusai pembukaan, acara yang sedianya akan berlangsung selama sebulan penuh dan diikuti oleh kurang lebih 250 peserta tersebut diserahkan penanganannya kepada masing-masing pendamping magang. Bidang usaha tahu tempe yang di-lead langsung Tim T&T sendiri memulai acara orientasi dan pelatihan di ruang pertemuan kantor KOPTI Jakarta Selatan (3/11/11).

Hari pertama pelatihan yang menghadirkan Pak Ade (Swiss Contact), Sutaryo (KOPTI Jakarta Selatan) dan MercyCorps sendiri berlangsung cukup lancar. Pak Ade yang memulai paparannya tentang kewirausahaan dengan menunjukkan sebuah rekaman video yang dicapture dari sebuah siaran televisi, menekankan pada upaya kreatif untuk menangkap peluang usaha dari lingkungan sekitar.

"Kalau kita jeli sebenarnya kesempatan membuka usaha tersedia di lingkungan kita. Meski mungkin dimulai dengan skala yang kecil, tapi jika dilakukan dengan kapasitas manajemen yang baik, usaha tersebut bisa berkembang dengan potensi profit yang menjanjikan", demikian papar Pak Ade.

Sementara itu Sutaryo, kepala bidang usaha Kopti Jakarta Selatan meyakinkan peserta akan potensi besar yang ada dalam usaha tahu tempe.

"Tahu dan tempe harus dikelola dengan terobosan-terobosan yang baru. Bekal pendidikan yang anda miliki misa menjadi modal mengembangkan usaha ini menjadi lebih maju", demikian dikatakan Sutaryo.

Selanjutnya materi pola produksi bersih yang disampaikan M. Ridha kembali mengajak pada perubahan prilaku produksi sebagaimana selama ini diterapkan pada produksi tahu dan tempe. Dengan melakukan perubahan prilaku produksi, selain produk menjadi meningkat kualitasnya, hal tersebut akan memberi sumbangan penting bagi tumbuhnya usaha tersebut sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

Gatot Syafdiono dari program OWOF MercyCorps yang digandeng T&T untuk menyuntikkan materi manajemen keuangan usaha menutup hari pertama pelatihan tersebut dengan berbagai pendekatan dinamika kelompok. Dengan pendekatan ini diharap materi pelatihan akan berlangsung aktif dan mendorong partisipasi peserta.

"Melalui study kasus dan permainan, materi akan lebih mudah terserap oleh teman-teman, selain mengatasi dapat kejenuhan", kata Gatot di sela-sela pelatihan.

Orientasi dan Pelatihan hari pertama Magang tahu tempe tersebut ditutup pada pukul 16.00 dan rencananya akan dilanjutkan kembali pada keesokan harinya. Dari hasil kontrak belajar peserta, materi akan dimulai pada pukul 9.00 pagi hari hingga 16.00 di tempat yang sama. Penajaman materi manajemen keuangan usaha pada hari kedua tersebut selanjutnya akan menjadi bekal bagi peserta sebelum kemudian mereka di"distribusikan" ke tempat-tempat usaha tahu tempe di wilayah jakarta Selatan sepanjang bulan november 2011. (Loji)

Rabu, 02 November 2011

T&T "Sisipkan" Produk Bersih Di Ajang KSN Expo Internasional 2011

Dalam rangka memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), Departemen Sosial RI menyelenggarakan KSN Expo Internasional ke-4 & Awards 2011 di Ruang Cendrawasih dan Exhibition Hall B, Jakarta Convention Center dari 27-30 Oktober 2011. Acara yang ditujukan untuk menjadi forum komunikasi dan berbagi informasi tentang banyak program untuk mengurangi kemiskinan dan Tanggung Jawab Sosial ini resmi dibuka oleh mensos Salim Saggaf Aldjufri (27/10/11).

Selain diikuti oleh berbagai lembaga dari dalam dan luar negeri seperti Kedutaan, departemen pemerintahan, pemuda, perempuan, komunitas adat, universitas, bank, Lembaga Keuangan Mikro, Industri, jasa, Asosiasi Perdagangan Internasional dan perusahaan nasional/multinasional yang menerapkan CSR dan lain-lain, kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa Organisasi Non Pemerintah (LSM) baik yang berskala lokal maupun internasional.

Mercycorps Indonesia yang menempati stand bagian belakang Hall B berdampingan dengan beberapa NGO lain sudah mulai bersiap "gelar lapak" sejak pagi hari (27/10/11). Sayang, mepetnya waktu persiapan di tengah berbagai kesibukan program-program yang ada ditambah peta lokasi yang kurang strategis dan sempit menyebabkan performance tidak bisa benar-benar maximum. Bahkan program T&T yang semula berencana mengusung 2 jenis peralatan produksi berbahan stainless yakni alat pemecah kedelai dan dandang akhirnya menggagalkan niatan tersebut dengan pertimbangan ukuran stand yang tidak memadai.

Tri Widyastuti, staff Goverment Mercycorps yang dari awal mengkoordinasikan acara juga cukup menyayangkan keadaan tersebut, "Menurut juklak acara yang kami terima seharusnya ukurannya lebih lebar dari ini. 3x2 meter memang terlalu sempit untuk display seperti yang kita inginkan.", ungkapnya di lokasi pameran selepas pembukaan. "tapi nggak apa-apa, kita bisa memaklumi. maksimalkan saja yang ada", tambahnya lagi.

Sementara itu Tim T&T yang diwakili oleh Loji akhirnya "hanya" mampu memboyong 1 paket produk tempe higienis ukuran besar sejumlah 20 buah hasil produksi Pak Sunoto dari wilayah Kramat Jati serta satu paket lagi tahu olahan produksi Sutaryo, Kopti Jakarta Selatan dengan jumlah yang sama. Dan karena tempat yang sempit kedua produk itupun nyaris tak kebagian tempat "mejeng" dan terpaksa harus nebeng di gerobak kedai balitaku milik program Kebal, berdampingan langsung dengan kedoteng (kereta sedot sapiteng) yang bahkan harus sedikit memakan ruas jalan pengunjung.

"Ini di luar bayangan kita sebelumnya. bahkan backdrop yang sudah sesuai dengan layout awal kita terpaksa harus menyesuaikan", ujar Sony Iskandar dari bagian Publication MercyCorps. "Jadi ya agak menjorok dikit gak apa-apalah. kita minta maaf sama teman-teman semua", lanjutnya sembari tertawa.

Acara yang sedianya berlangsung selama tiga hari itu pun banyak dipenuhi pengunjung pada hari pertama pembukaan. Stand MercyCorps yang berada di blok NGO tak pelak juga menarik banyak peminat, baik untuk sekedar melihat-lihat, mengambil one pager hingga menyampaikan keinginan untuk membuka jaringan usaha makanan sehat untuk balita. Selain itu tidak sedikit pula di antara pengunjung yang lantas membeli produk tahu maupun tempe setelah beberapa saat mengamati dan berdialog dengan perwakilan tim. Loji yang ditugasi mengawal tak pelak dibuat sibuk dengan memberi penjelasan terkait produk higienis sebagaimana brand produk bersih program T&T beserta kerja-kerja yang telah dilakukan.

"Untung ada gerobak Kebal, jadi bisa nebeng display. Masak tempe mau ditaruh di atas kedoteng", celetuk loji menjawab keberatan seorang petugas Kebal yang merasa sedikit "terganggu" dengan distorsi produk tahu dan tempe di antara jajanan balita yang digelarnya. "Selain minta maaf kami juga sangat berterimakasih sama teman-teman Kebal yang bersedia berbagi tempat. Begitulah, sesama kawan harus saling membantu, sesuai dengan tema acara expo kita hari ini. hehe...", tukasnya ringan sembari berkemas setelah seluruh tempe yang dibawanya ludes terjual.(Loji)

Perajin Tahu Tempe Jaksel Ikuti Bimbingan Teknis bagi Makanan dan Minuman

Sedikitnya 50 orang perajin tahu dan tempe di wilayah jakarta selatan berkumpul di lantai IV Kantor Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis bagi Makanan dan Minuman yang diselenggarakan oleh Sudin Industri dan Energi (26-27/10/11).

Kegiatan yang salah satunya bermitra kerja dengan Primkopti Jakarta Selatan itu bertujuan untuk memberi proyeksi teknis terkait prosedur standard pengolahan makanan dan minuman, serta peraturan-peraturan pemerintah menyangkut hal tersebut. Sayangnya mengenai proses pengolahan makanan, khususnya tahu dan tempe tidak secara spesifik dibahas. Kekosongan materi ini selanjutnya diisi oleh Tim T&T MercyCorps dengan kembali mengelaborasi pentingnya proses produksi bersih.

M. Ridha yang menyampaikan materi tersebut pada 27 Oktober malam menekankan lagi akan pentingnya pola produksi bersih bagi usaha produksi tahu dan tempe. Peserta yang sebagian telah mengikuti acara study banding produksi tempe di Semarang tiga hari sebelumnya pun tampak menikmati alur materi itu dengan suasana yang cukup cair dan partisipatif sehingga juga memudahkan narasumber untuk mengembangkan dinamika forum. Sesi ini dilengkapi dengan rekaman video testimoni oleh Pak Sohibien, seorang produsen tempe sukses asal Semarang.

Selain tentang produksi bersih (cleaner production), T&T juga menambahkan materi Branding (baca: pelabelan) sebagai bagian dari upaya pengembangan pasar dan kampanye produk higienis. Melalui branding, diharapkan produsen akan memiliki nilai jual yang lebih selain juga bermanfaat untuk menjamin kelayakan produk bagi konsumen. Dan untuk meyakinkan hal tersebut, narasumber sengaja membeli dua bungkus jajanan merk Qtela yang diproduksi oleh Indofood, yang mana bahan dasarnya tak lain adalah tempe hasil produksi Pak Sohibien yang menjadi salah satu tempat tujuan study banding Kopti Jakarta Selatan tiga hari sebelumnya.

Sebagai penutup, Tim T&T mensosialisasikan keberadaan web blog (www.tnt-warehouse.co.cc) sebagai sarana informasi dan komunikasi terkait produksi tahu dan tempe. Dibantu oleh Loji, Ridha menjelaskan perihal manfaat dan kegunaan dari website atau blog . Ditambahkan pula bahwa saat ini Kopti Jakarta Selatan juga telah memiliki blog sendiri (www.kopti-jaksel.blogspot.com) yang bisa diakses setiap saat, untuk memberi update kegiatan, perkembangan usaha hingga daftar harga kedelai paling mutakhir (Loji).

Senin, 26 September 2011

T&T Kembali "Melaunching" Peralatan Produksi & Skema Pembiayaan di Bekasi

Sedikitnya 80 orang hadir dalam acara Peresmian Kemitraan SNP Finanace dengan Distributor Peralatan Tahu & Tempe Higienis yang digelar di Jln. Dewi Sartika, Margahayu, Bekasi (23/9/11).

Acara yang digagas MercyCorps Indonesia tersebut mempertemukan pihak distributor peralatan (Toko Hari-Hari Jaya), SNP Finance (pembiayaan/leasing) dan para produsen tahu dan tempe di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Bekasi dari Fraksi Golkar (H. Rosihan Anwar), Camat Bekasi (Drs. Soedarmodjo) dan Lurah Margahayu (M. Yunus SPMM) beserta para aparat kelurahan lainnya.

"Perubahan cara produksi memang penting untuk dapat mengurangi pencemaran lingkungan terutama asap yang ditimbulkan dari proses pemasakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe dengan menggunakan kayu bakar. Belum lagi masalah limbah yang menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan masyarakat", demikian harapan ketua RW 08 Kelurahan Margahayu Bekasi.

Dalam sambutannya, Camat Margahayu serta anggota DPRD Bekasi, masing-masing memberikan apresasi yang baik terkait penyelenggaraan kegiatan. Keduanya berharap melalui acara tersebut para perajin mampu termotivasi untuk merubah cara produksi mereka sehingga dapat mendorong kota Bekasi menjadi salah satu penghasil tahu dan tempe yang berkualitas serta mampu bersaing dengan produk-produk dari wilayah lain.

Sementara dalam kesempatan lain, Program Manager T&T MercyCorps, Irfansyah,  mulai mengemukakan pandangannya dengan mengangkat tema tempe dan tahu sebagai food medicine.

"Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi dan vitamin yang sangat tinggi baik bagi kesehatan. Tahu dan Tempe memiliki kandungan vitamin B 12. Bahkan kandungannya lebih tinggi dari hewan seperti sapi, kambing dan ayam.  Isoflavon yang terkandung dalam tahu dan tempe mampu menanggulangi manangani penyakit   anemia, menurunkan kadar gula darah, mencegah glikosilasi hemoglobin pada penderita diabetes dan menurunkan kolesterol. Sehingga tidak mengherankan jika tahu dan tempe mendapat julukan sebagai  makanan obat", ungkap Irfansyah.

Sebagai ilustrasi, beliau juga menambahkan tentang keberadaan sebuah rumah sakit di Inggris yang telah menggunakan tempe sebagai metode therapy untuk pengobatan para penderita kanker.

Acara yang mengambil tajuk ”Meningkatkan Kualitas Produk melalui Kemitraan Strategis Sektor Tahu dan Tempe” itu berlangsung selama dua jam. Selain diskusi yang mengahadirkan pihak distributor, leasing dan Mercycorps terkait pola produksi higienis, efisien dan ramah lingkungan serta skema pembiayaan, kegiatan juga dilengkapi dengan pemutaran video dokumentasi dan testimoni perajin dari wilayah-wilayah lain seperti Jakarta Selatan dan Barat. Ditambah lagi tersedianya showroom peralatan produksi stainless dan demonstrasi ketel uap produksi Pak Eman asal Ciamis, menambah greget kegiatan yang memang ditujukan untuk memperkenalkan dan mempromosikan peralatan produksi tahu dan tempe yang hygienis sekaligus membuka akses permodalan dan akses peralatan bagi pengrajin tahu dan tempe.

Dari lembar evaluasi yang diserahkan oleh peserta tampak bahwa perajin juga mulai tertarik dan mendukung kegiatan serupa. Hal tersebut misalnya tampak dari fakta transaksi yang berlangsung pada saat itu. Sebanyak 6 orang perajin telah mengajukan aplikasi kepada SNP dengan total transaksi mencapai 10.8 juta -- sebuah kenyataan bahwa perubahan bisa terjadi bila memang ada kemauan dan kesempatan untuk memulai.(loji)


Source:
- Catatan Acara di Bekasi (By Yuyu)
- Activity Records

Senin, 19 September 2011

Diskusi & Peluncuran Skema Pembiayaan di Margahayu, Bekasi

Tempe dan tahu sebagai makanan yang berkualitas telah menempati posisi strategis dalam dunia kuliner di Indonesia dan mancanegara. Tempe dan tahu telah berkontribusi besar dalam menjaga stabilisas kesehatan rakyat Indonesia, karena kandungan gizi dan vitaminnya yang sangat bermanfaat bagi tubuh serta harganya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Kehadiran tempe di Indonesia menurut catatan manuskrip serat Chentini sudah ada sejak abad 16, artinya sudah 5 abad tempe exsist dalam khazanah makanan Indoneisa. Sepanjang kurun waktu tersebut, ternyata usaha produksi tahu dan tempe masih dalam katagori industri kecil dengan situasi sebagai berikut : (1) merupakan usaha rumahtangga, (2) cara pembuatan tempe tradisional, (3) Permodalan kecil, (4) Tenaga kerja banyak, (5) Pendidikan pemilik dan tenaga kerja masih rendah , (6) Kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup rendah, (6) Belum memisahkan manajemen Rumahtangga dan Produksi.

Dibalik keterbatasan pada usaha tempe dan tahu, tersimpan potensi yang sangat besar untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Menurut Data Sosial Ekonomi Nasional tahun 2006, terdapat 116.000 pengrajin tahu dan tempe dan menyerap tenaga kerja sebanyak 285.000 orang dan 40-50% diantaranya, kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2.2 juta ton dan 70% dipenuhi dari impor artinya Indonesia memiliki peluang meningkatkan produksi kedelai, peluang untuk menciptakan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas produk.

Di era globalisasi, inovasi produk sangat diperlukan dalam dunia usaha, tujuannya adalah agar dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya. Inovasi dimaksudkan untuk (1) menghasilkan suatu produk atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah ada, (2) memperkenalkan proses baru ke Industri, (3) membuka pasar baru, (4) mengembangkan sumber pasokan dan (5) perubahan pada organisasi industri. Demikian pula dalam sektor tahu dan tempe. Usaha tempe di Jerman dan Jepang telah memasuki generasi ketiga yaitu tempe dan tahu telah diproses lebih canggih dalam industri farmasi. Oleh karenanya sektor tahu dan tempe Indonesia patut berbenah diri.

Mercycorps melalui Program Tahu dan Tempe (Program T & T) bertujuan meningkatkan pendapatan serta perbaikan kondisi kerja atau lingkungan bagi 40,000 produsen, pekerja, yang terlibat di sektor tahu dan tempe yang berada di wilayah perkotaan Jabodetabek. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ada beberapa program yang dilakukan diantaranya adalah membangun kerjasama dengan berbagai pihak guna memperkuat sektor tahu dan tempe seperti membuka akses dengan lembaga keuangan untuk memperkuat permodalan, membuka akses dengan equipment supplier dalam penyediaan cleaner equipment dan equipment distributor untuk mempermudah pengrajin tahu dan tempe memperoleh cleaner equipment. Disamping itu, dilakukan pembuatan model percontohan tahu dan tempe di Jakarta yang menerapkan eco-efficiency, dengan tujuan agar pengrajin tahu dan tempe dapat menurunkan biaya produksi serta teknologi produksi yang ramah lingkungan, diperkenalkan juga tentang cara-cara produksi yang higienis.

Penyelenggaraan Diskusi dan Peresmian kemitraan antara lembaga leasing dengan equipment distributor di Margahayu, Bekasi merupakan upaya Mercycorps membuka akses bagi para pengrajin tempe dan tahu dengan lembaga keuangan dan equipment distributor agar mereka memperoleh pengetahuan, kesadaran dan beralih untuk memproduksi tempe dan tahu yang memenuhi Standar Kesehatan Produksi melalui penggantian peralatan produksi yang higienis.

Mempromosikan Peralatan Produksi
Penyelenggara diskusi dan penandatanganan MoU antara perusahaan Leasing SNP Finance dengan Equipment Distributor yang mengusung tema ” Meningkatkan Kualitas Produk melalui Kemitraan Strategis Sektor Tahu dan Tempe” ini dimaksudkan untuk memperkenalkan, mempromosikan peralatan produksi tahu dan tempe yang hygienis sekaligus membuka akses permodalan untuk memudahkan memperoleh peralatan tersebut bagi pengrajin tahu dan tempe.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat (1)Merealisasikan kemitraan bisnis antara berbagai stakeholder yang terlibat dalam industri tahu tempe (produsen tahu & Tempe, Distributor Cleaner Production dan lembaga keuangan - leasing)(2) Adanya showroom peralatan cleaner production di Bekasi. (3) Tersosialisasikannya project goal dari Program T& T kepada pengrajin tahu tempe di Bekasi dan pihak terkait lainnya. (4) Adanya diskusi dan sharing pengalaman antar para produsen tahu & Tempe tempe dengan Lembaga Keuangan – Leasing, Distributor Peralatan Cleaner Production dan Mercycorps.

Selain itu, melalui pameran peralatan produksi dan tawaran skema pembiayaan, program ini diharapkan mampu menarik minat para perajin untuk mau berubah demi memperbaiki pola produksinya, sehingga keinginan untuk menghadirkan produk tahu dan tempe higienis, efisien dan ramah lingkungan di Indonesia, khususnya di Jabodetabek bisa terwujud.

Jumat, 19 Agustus 2011

Mabuk Tempe di Dapur Pak Sunoto

Seperti direncanakan sebelumnya, Workshop pembuatan tempe yang diikuti oleh sejumlah karyawan MercyCorps akhirnya terselenggara dengan cukup lancar. Bertempat di rumah produksi tempe Pak Sunoto di daerah Kramat Djati, Jakarta Timur, pelatihan dalam rangka "Tujuhbelasan" itu dimulai sekitar pukul 11.00 hingga 14.00. Beberapa nama yang hadir sebagai peserta dalam kesempatan tersebut diantaranya Rina Melati Gultom (Procurement), Agus Haryanta (CRC-KEI), Wanri Openhard (Finance), Budi Chairuddin dan Piva Bell (ACCCRN), Fajar Hiya (Health) serta Tri Widyastuti (Goverment). Sementara dari Tim T&T diwakili oleh Ana Suryana dan Loji.

Meski berlangsung santai dan terkesan diwarnai banyak canda, acara yang dimotori oleh tim T&T MercyCorps ini berjalan dengan mulus. Kendala durasi waktu dari teknis perebusan dan perendaman yang memakan waktu panjang pun tidak menjadi masalah serius dan menghambat penyerapan "ilmu tempe" yang secara langsung ditransfer oleh Sunoto, salah satu produsen tempe percontohan T&T.

"Enak juga ya. 75 ribu udah dapat banyak..", celetuk Rina Gultom dalam perjalanan pulang. "terlalu murah jika diukur dari pengetahuan yang didapat. ditambah lagi kita juga dapat tempe mulai dari yang sudah jadi, setengah jadi hingga kedelai mentah plus ragi", tambah pak Anton.

Apa yang dirasakan Rina dan yang lain bisa jadi tidak berlebihan. meski tidak all out menunggui proses perendaman yang memakan waktu 12 jam lebih, peserta tetap bisa melihat step-step proses dengan seluruh kelengkapan yang sudah disediakan di dapur produksi. bahkan sembari melihat Pak Jumadi - salah satu karyawan Pak Sunoto - melobangi plastik tempe untuk memberi pori-pori kemasan, peserta juga ditunjukkan bagaimana proses penggodogan kacang kedelai berlangsung, takaran peragian, cara pembungkusan dengan media plastik dan daun serta lainnya.

Pak Sunoto sendiri terkesan membuka diri untuk membagi pengetahuannya. Tanpa sedikit pun kekhawatiran jika kelak salah satu dari "anak didik"nya tersebut akan menjadi pesaing hebatnya :D.

"Saya sudah sampaikan tahapan-tahapan pembuatan tempe sejauh yang saya ketahui. tinggal bapak ibu nanti mempraktekkan di rumah masing-masing. pesan saya jangan sering-sering membuka tempe yang sedang dalam proses pematangan, resikonya bisa rusak", pesannya kepada peserta di akhir acara.

Sebelum meninggalkan lokasi dapur produksi, masing-masing peserta mendapatkan paket tempe dari yang sudah matang, setengah jadi (sudah diberi ragi dan dikemas), serta kacang kedelai untuk masing-masingnya 2 kg ditambah ragi untuk praktek di rumah. Fajar Rahman, peserta asal program Health, tampak bersinar bahagia saat menerima jatah bagiannya sambil sesekali berdendang, "mabuuuuk tempeeee....!" [Loji]

Kamis, 18 Agustus 2011

Pendampingan dan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Produk Pengrajin Tahu Tempe Jakarta Utara

Kegiatan  Pendampingan dan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Produk Pengrajin Tahu Tempe merupakan salah satu bentuk perhatian  Suku Dinas Perindustrian dan Energi – Kota Adminsitrasi Jakarta Utara kepada pengrajin tempe yang berada di Jakarta Utara. Tujuannya adalah agar kualitas tahu dan tempe dapat ditingkatkan dengan penggunaan Cleaner Production.  Acara yang diselenggarakan  pada tanggal 16 Agutus 2011 , bertempat di Kantor Kesekretariatan RW 12, di Jln. H. Murtado RT/RW 10/12 Tugu Utara, Semper dan dihadiri oleh 39 orang peserta yang kesemuanya pengrajin tempe. Tema utama kegiatan ini adalah Kita tingkatkan kualitas Produk Sentra Industri Tahu Tempe.

Dalam pembukaan acara yang disampaikan oleh  Bapak Lasman Napitupulu – Suku Dinas Perindustrian dan Energi – Kota Adminsitrasi Jakarta Utara,  dikemukakan bahwa  kegiatan ini merupakan tindak lanjut diskusi antara KOPTI Jakarta Utara, Sudin  dengan Mercycorp beberapa waktu yang lalu dan mendapat respon positif dari pemerintah daerah DKI Jakarta, sehingga terselenggara pelatihan ini. Waktu pelatihan yang terdiri dari 1 hari penyampaian materi dari narasumber dan beberapa hari  pendampingan penggunaan alat clearner production.

Mohammad Ridha – PO T&T  sebagai narasumber pertemuan ini menyampaikan mengenai Good Health Production yang meliputi 4 unsur yaitu Kebersihan pekerja, Kebersihan peralatan, kebersihan lingkungan kerja dan kebersihan produk. Melalui materi ini diharapkan  pengrajin tempe di Jakarta Utara memiliki kesadaran dan mengetahui  produksi tempe yang memenuhi standard Good Health Production.

Materi yang disampaikan oleh narasumber sangat tepat dengan kondisi pengrajin tempe di Jakarta Utara saat ini. Indikasinya adalah  mereka mengakui:
  • 1.    Bahwa tempat untuk merebus kacang kedelai sebagai bahan baku tempe  masih menggunakan drum. Mereka membeli dengan harga Rp 80.000 – Rp 100.000 per drum. Masa penggunaan barang tersebut  untuk jangka waktu 6 bulan – 1 tahun.
  • 2.    Jika drum karatan dan kemudian dibersihkan dengan meng”erok” karat dapat menyebabkan drum bocor sehingga mereka hanya mencucinya saja.
  • 3.    Untuk merebus menggunakan kayu bakar, sehingga pengrajin harus menyediakan tempat  untuk penyimpanan kayu baker, kemudian  lokasi penyimpanan menjadi sarang tikus.

Kekhawatiran Pengrajin tempe terhadap pergantian peralatan produksi adalah penggunaan gas elpiji. Kasus meledaknya tabung elpiji dibeberapa wilayah di Indonesia cukup berpengaruh terhadap aspek psikologis pengrajin. Melalui penyampaian informasi  tips penggunaan kompor gas elpiji secara benar dapat menghindari pengrajin dari ledakan gas elpiji.

Respon dari pengrajin tempe untuk menggunakan cleaner production cukup baik dan akan  dipikirkan setelah lebaran, karena konsentrasi saat ini untuk menghadapi  lebaran. Untuk hal ini, Kopti Jakarta Utara - Bapak Khalwi siap membantu pengrajin tempe untuk menyediakan cleaner Production. 

Selain itu,  penggunaan unsure tambahan seperti pewarna makanan yang dicampur dalam proses produksi tempe juga mendapat perhatian dari pihak Sudin Jakarta Utara dengan menginformasikan 26 jenis  bahan tambahan makanan yang diizinkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/PER/X/88. Informasi tersebut dilengkapi dengan pengaruh penggunaan bahan tambahan makanan terhadap kesehatan manusia. Penggunaan Borax  dan Formalin juga tidak luput dari pembahasan karena pemakaian zat pengawet tersebut dapat menyebabkan penyakit seperti;  kanker Paru-paru, gangguan;  jantung, ginjal, otak, kulit dsb.

Diakhir pertemuan terdapat  tips bagi customer  dalam memilih tempe yang baik : 1. Pilihlah tempe yang tidak diberi pewarna. 2. Amati tempe yang dibeli, apabila warnanya terlalu cerah atau mencolok sebaiknya jangan dipilih, karena pertanda bahwa makanan tersebut menggunakan pewarna “non food colour”. 3. Tempe baru terlihat segar dan terasa padat jika ditekan, permukaanya diselimuti oleh jamur dan berwarna putih. 4. Jika tempe mulai lunak, kehitaman, berlendir dan baunya menyengat, ini tanda tempe sudah beberapa hari. 5. Jika ingin menyimpan tempe untuk beberapa hari sebaiknya simpan didalam kulkas, bungkus rapat-rapat dan tidak lebih dari 3 hari.(Yuyu)

    Kamis, 04 Agustus 2011

    Rayakan 17-an, T&T berbagi Pengetahuan

    JAKARTA, MC-T&T -- Hari Kemerdekaan RI ke-66 yang diperingati pada 17 Agustus 2011 disambut Tim T&T MercyCorps dengan menggelar workshop pembuatan tempe. Kegiatan yang hanya dibatasi untuk sejumlah kecil peserta ini rencananya akan dilaksanakan di rumah produksi tempe percontohan milik Sunoto yang berada di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Dan sebagai alternatif kedua, sembari menunggu konfirmasi dari pihak yang bersangkutan pada opsi pertama, pelatihan dapat pula dilangsungkan di pabrik tempe Munziat di wilayah Margahayu, Bekasi Timur.

    Menurut koordinator pelaksana, A. Suryana, agenda kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan tepat pada hari peringatan kemerdekaan, Rabu (17/11).

    "Kami berharap dapat memberi manfaat pada bangsa ini meski melalui kegiatan yang sederhana seperti workshop pembuatan tempe", ujarnya di sela jam istirahat di kantornya di bilangan Jl. Margasatwa Ragunan pagi ini.

    "Sebagaimana kita pahami, selain lezat dan sarat dengan kandungan zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, pada tempe juga terkandung nilai warisan budaya karena makanan ini asli berasal dari indonesia", lanjutnya lagi.

    Dipilihnya pabrik Sunoto atau Munziat sebagai tempat pelaksanaan workshop tak lepas dari keberhasilan kedua pabrik tersebut dalam menerapkan pola produksi yang sesuai dengan standard higienis. Selain peralatan berbahan stainless steel, keduanya juga telah menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga proses produksi pun menjadi lebih efisien dan ramah terhadap lingkungan, baik untuk ruangan pabrik sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Nara sumber yang akan memandu proses pembuatan tempe ini pun terbilang sudah sangat kompeten di bidangnya, karena mereka tak lain adalah pemilik pabrik yang sepenuhnya notabene merupakan perajin dan pelaku langsung industri tempe higienis mitra dampingan program T&T MercyCorps Jakarta.

    Workshop yang baru dibuka pendaftarannya pada hari ini (04/11) akan dilangsungkan selama satu hari, yang secara garis besar meliputi materi dari awal pengolahan kedelai mentah, perebusan, peragian hingga pengemasan. Meskipun peserta workshop tidak dibatasi pada kalangan tertentu saja, namun atas pertimbangan efektifitas materi dan kapasitas pabrik maka jumlah peserta pun terpaksa dibatasi dengan jumlah yang relatif kecil. "So, buruan. siapa cepat dia dapat!", kata A. Suryana menutup pembicaraan.[]Loji

    Selasa, 02 Agustus 2011

    TAHUKU, Tahu Higienis Bebas Formalin!

    JAKARTA, MC-T&T -- “TAHUKU, tahu higienis dan bebas formalin”, demikian bunyi slogan dan sekaligus merk yang terpampang di tahu milik Carido, seorang produsen tahu di daerah Mampang Jakarta Selatan. Pada 28 Juli 2011 lalu, Carido bersama Mercy Corps menjadi salah satu stand partisipant dalam “Festival Makanan Nusantara” di halaman kantor Walikota Jakarta Selatan. Sedikitnya 30 stand makanan digelar pada event yang diselenggarakan oleh Sudin Perindustrian Jakarta Selatan tersebut.

    Terpilihnya Carido sebagai salah satu partisipan tentu bukan tanpa alasan, Pihak penyelenggara -- dalam hal ini Sudin Perindustrian -- menilai bahwa tahu milik Carido memang sudah selayaknya untuk dipromosikan kepada masyarakat dengan alasan proses yang sudah memenuhi standard higienis, bersih dan bebas dari penggunaan bahan pengawet formalin yang ditengarai berbahaya bagi kesehatan konsumen.

    Sedari dulu, terlebih setelah melakukan renovasi pabrik dan berganti ke peralatan stainless steel, tempat tinggal carido memang mulai sering mendapat kunjungan dari berbagai instatnsi pemerintah, baik untuk tujuan uji coba maupun sekedar tinjauan seremonial pejabat. “banyak mbak yang sering datang dari pihak pemerintah ke pabrik saya” ujar Carido ketika dihubungi tim T&T beberapa waktu lalu.

    Sebelumnya Progran T&T MercyCorps melakukan supporting terhadap Carido melalui pembuatan desain beserta pembiayaan cetak label plastik tahu miliknya. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa  tahu Carido telah diproses secara bersih dan telah menggunakan peralatan higienis stainless steel, sejalan dengan sasaran kerja program T&T. Sedangkan digelarnya ajang Festival Makanan Nusantara ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi Carido untuk dapat mengenalkan produk tahu yang diproduksinnya kepada masyarakat secara lebih luas, pun juga sebagai bagian dari pengembangan jaringan untuk dapat meningkatkan skala usaha.

    Terlihat sejak pagi pengunjung yang kebanyakan memakai seragam PNS mengunjungi stand Carido, sebagaian dari mereka tampak penasaran terkait apa yang membedakan produk tahu Carido dengan tahu pada umumnya. “ apa si mbak yang membedakan? yang ini udah bebas formalin kan”? demikian serentetan pertanyaan yang acap kali keluar dari mulut para pengunjung.

    Respon yang positif dari event ini terlihat bukan saja dari banyaknya pengunjung yang mendatangi stand TAHUKU, namun juga tampak dari ludesnya stock yang disiapkan Carido pada stand miliknya padahal acara belum benar-benar selesai. Walhasil, pada pukul 2 siang Carido pun terpaksa menutup stand tersebut dengan senyum mengembang sembari berucap ”saya berterima kasih sekali kepada Mercy Corps yang sudah membantu saya hingga sekarang”.[]A. Suryana

    Selasa, 26 Juli 2011

    Tempe Pak Sunoto Mengikuti MEKAR Entrepreneur Network Event

    MEKAR Entrepreneur Network, unit bisnis sosial dari Putera Sampoerna Foundation, memfasilitasi wirausahawan untuk bertemu dengan angel investor. Dalam acara yang digelar untuk mempertemukan jaringan usaha kecil dan menengah dengan berbagai potensi investasi dalam dan luar negeri tersebut digelar pada 21 Juli 2011 di Sampoerna Strategic Square, Jakarta.
    Tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut T&T Program MercyCorps pun ikut berpartisipasi dengan mendisplay produk tempe higienis sembari pula mempertontontonkan dua peralatan produksi berbahan full stainless steel berupa dandang (drum) rebusan dan pemecah kulit kedelai.

    "Sasaran utama kita adalah untuk lebih mensosialisasikan produk tahu dan tempe yang higienis, yang diproduksi melalui tahapan-tahapan yang sehat, efisien dan ramah terhadap lingkungan dengan menggunakan peralatan yang berstandard makanan seperti dandang dan gilingan stainless", tutur Irfansyah, Program Manager T&T MercyCorps dalam sebuah kesempatan.

    "Kami berharap produk ini (tahu dan tempe) mampu dilihat sebagai potensi bisnis yang menjanjikan terutama salah satunya untuk pasar modern mengingat banyaknya produk tahu tempe yang diproses dengan cara-cara yang kurang sehat bahkan sama sekali jauh dari standard kelayakan produk makanan, seperti dipakainya drum bekas oli, sanitasi yang buruk, asupan zat campuran berbahaya dan lain-lain", lanjutnya.

    Selain Program Tahu & Tempe, dalam event ini hadir pula program lain MercyCorps seperti OWOF dan KEBAL, yang berada pada boot tersendiri. Sementara T&T ramai disinggahi pengunjung pada acara yang berlangsung dari pagi sampai malam hari tersebut, dan sebagai konsekwensinya produk tempe milik Pak Sunoto yang dipajang sebagai sample produk bersama peralatan stainless, one pager program dan dua jenis buku saku pun akhirnya ludes diserbu oleh pengunjung. []Loji

    Jumat, 15 Juli 2011

    Serba-serbi Harkopnas: Antara Sweater dan Tempe Bacem

    Jakarta, 12/7/2011. Event Harkopnas Expo 2011 di Istora Senayan yang salah satunya men-display produk tahu dan tempe higienis buatan para perajin anggota Primkopti Jakarta Selatan berlangsung semarak.

    Tim T&T MercyCorps yang sudah standby dari pagi tampak sibuk membantu aktivitas fair, dari memberi penjelasan kepada pengunjung mengenai proses produksi higienis, membagi-bagikan brosur, memutar video dokumenter hingga ikut mencicipi (dengan volume berlebih) tester tahu dan tempe hasil olahan.

    Catharina, salah satu staff T&T yang sudah pamit meninggalkan lokasi lebih dulu, tiba-tiba menelpon dan mengatakan bahwa sweater miliknya raib entah dimana. Dan Loji yang mendapat amanat untuk mencarinya segera melakukan gerakan super cepat: celingukan mencari sweater. dan hasilnya persis seperti yang ia duga: nggak ketemu!

    Setelah mengirim sms dan berpikir bahwa si empunya sweater akan me-let it go-kannya dengan ikhlas, Loji pun kembali membidikkan kamera handycam yang ditentengnya dari tadi ke sejumlah sudut, sebelum ponsel di sakunya terdengar menjerit-jerit lagi.

    "Hallo Loji, thanks for looking. maybe i will go after work. what time does the fair close?", suara Catharina terdengar serius di seberang sana.

    "Wah penting banget kayaknya tuh sweater. kalau tidak mahal, pastinya ada kenangan luar biasa di dalamnya", pikir Loji mulai mendramatisir. Tukang dokumentasi T&T itupun kembali melompat dengan bernas, menyelinap di antara sesak pengunjung, melewati barikade Abang None Jakarta dan sejumlah Satpam pameran. Kali ini yang diincarnya tak lain adalah sekretariat utama expo yang terletak di bagian luar hall.

    Setibanya di tempat itu, kepada petugas yang berjaga ia pun segera menceritakan kronologi kehilangan yang dialami oleh teman sejawatnya sambil berusaha meyakinkan betapa penting barang tersebut bagi sang teman. Dan demi mendengar penuturannya yang panjang lebar, petugas jaga itu pun serta merta memotong sembari memperbaiki posisi duduknya,

    "Memang yang hilang apa sih, Mas?"

    Bujug! Sejenak Loji tergagap, merasa sedikit geli lantaran lupa menyebut jenis barang apa yang sebenarnya sedang ia ceritakan dengan penuh penjiwaan tersebut. Halaahh..

    "Sweater, Pak", jawabnya agak malu-malu.

    Petugas itu menarik nafas dengan bentuk muka terlipat kedalam. Kemudian ia menyarankan untuk menghubungi pihak security di area pameran, kalau-kalau mereka menemukan barang yang ia cari.

    Perlahan Loji bangkit dari tempat duduk. Kali ini giliran mukanya yang tampak terlipat, bahkan dengan lipatan lebih banyak dan itupun tak rapi sama sekali. Kakinya melangkah dengan gontai mendekati seorang petugas Satpam di pintu masuk. setelah ba bi bu bertanya dan me-relay berita kehilangannya serta mendapati petugas tersebut menganggug-anggukkan kepala dan sesaat kemudian tampak seolah melakukan koordinasi dengan seorang temannya, Loji pun merasa lega. Lipatan di mukanya sedikit mulai mengendur. dirogohnya ponsel yang sedari tadi meringkuk di saku celananya. Sebuah pesan singkat segera ia buat dan lantas mengirimnya kepada Catharina.

    "Cath, i 've told the security about your case. and they promised to inform us at Primkopti fair space when they find it", demikian pesan tersebut berbunyi.  

    Message sent!

    Sesaat mata Loji menyapu seluruh ruang pameran yang dipenuhi lalu lalang pengunjung. Pak Irfan, Program Manager T&T MercyCorps, tampak sedang mengobrol bersama Sutaryo, ditemani Ridha dan beberapa pengurus Primkopti Jaksel lainnya. Sementara itu di bagian dalam stand terlihat Aliq, Yuyu dan Ana dengan cekatan menata tempe dan memasukkannya ke dalam beberapa tas kemasan, di bawah kilatan cahaya flash camera dari tangan Cecep Sevka. Tiba-tiba gairah Loji meradang, matanya bersinar-sinar demi melihat tumpukan benda mungil warna coklat persegi empat yang tertata rapi di sebuah nampan besar.

    "tempe baceeemm...." Suara itu seperti menggaung di kepalanya dengan disertai effect echo yang luas bersamaan dengan sebuah sundulan kecil di perutnya,

    "dugg..krucuks!"

    Perlahan digesernya tubuh mendekati arah nampan. Setelah sedikit mengumbar basa basi, tester tempe bacem pertama mulai mampu dilahapnya dengan sukses. dan terinspirasi keberhasilan pertama, tempe kedua segera ia raih, welldone! lalu ketiga, dan.. hingga tulisan ini dibuat, belum diketahui secara pasti berapa jumlah tempe bacem yang sudah bersarang di perutnya, seperti juga kabar sweater si Catharina yang hingga saat ini tak kunjung datang dari petugas satpam pameran. Selamat Hari Koperasi. [Lodz]

    Rabu, 13 Juli 2011

    Kopti Jaksel Unjuk Gigi Pada Peringatan Harkopnas Dengan Produk Tempe Higienis

    Puncak hari koperasi nasional ke-64 diperingati di Istora Senayan Jakarta (12/7/2011). Acara yang dibuka oleh presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono disertai beberapa menteri KIB jilid II dan gubernur DKI Jakarta tersebut juga menggelar Harkopnas Expo 2011 yang diikuti oleh banyak sekali produsen dari berbagai kalangan pelaku usaha kecil dan menengah serta koperasi dari seluruh penjuru nusantara.

    Dalam event tersebut tak ketinggalan Primkopti Jakarta Selatan sebagai salah satu koperasi perajin produsen tahu dan tempe, mendisplay produk-produknya. aplikasi produk tahu dan tempe higienis yang belakangan gencar didorongkan melalui kerjasama dengan MercyCorps Indonesia diusung oleh primkopti sebagai salah satu "nilai jual" yang layak menghadapi tuntutan perubahan persepsi dan kesadaran hidup sehat yang tumbuh terutama dalam masyarakat perkotaan.

    Tahu dan tempe yang diproses dengan cara bersih, efisien dan ramah terhadap lingkungan sangat penting untuk terus dikembangkan sebagai salah satu produk unggulan oleh koperasi yang memang secara spesifik bergerak dalam bidang tahu tempe seperti Primkopti tersebut.

    "Sedapat mungkin, Primkopti selalu bergerak secara dinamis dan mengikuti perkembangan yang ada, baik di tingkat internal produsen anggota, maupun masyarakat umum selaku pasar dimana produk yang dihasilkan anggota akhirnya dikonsumsi. Selain tetap mengupayakan stabilitas harga kedelai, saat ini kami bekerjasama dengan MercyCorps mengembangkan model produksi tahu tempe higienis", ungkap Sutaryo, Ketua Bidang Usaha Primkopti Jakarta Selatan.

    "Melalui model ini, kami berharap Kopti mampu meningkatkan daya saing produk para anggotanya, selain juga berperan aktif adalam upaya penyehatan makanan masyarakat, dalam hal ini produk tahu dan tempe", tambahnya.

    Sementara itu Program Manager T&T MercyCorps, Irfansyah, menekankan akan pentingnya peran Primkopti sebagai salah satu wadah produsen untuk mampu memnghasilkan produk tahu tempe yang lebih berkualiatas.

    "Bila Primkopti mampu mengembangkan cara produksi yang hiogienis, efisien dan ramah lingkungan terhadap para anggotanya, saya yakin, selain memberi keuntungan ekonomi jangka panjang kepada para produsen, juga akan mampu meningkatkan citra Primkopti secara signifikan sebagai lembaga yang inovatif dan patut diperhitungkan. Kami dari MercyCorps akan membantu menfasilitasi perubahan pola produksi sebagai bagian dari perbaikan rantai nilai tahu tempe", demikian disampaikan Irfansyah di tengah keriuhan Harkopnas Expo.

    Disamping menjual beberapa produk olahan tahu dan tempe seperti tahu goreng rasa kuah asli atau disingkat kuali, tempe bacem, susu kedelai dan keripik tempe, stand Primkopti Jaksel juga mendisplay dua produk tempe yang sudah mengaplikasi pemakaian dandang stainless sebagai alat perebusan kacang kedelai dan gas sebagai bahan bakarnya. Dua produk berlabel Tempe Murni "313" dan Tempe Higienis "Rasdjo" tersebut dipertunjukkan sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan model usaha yang positif dan bernilai ekonomi sekaligus juga ikut membangun kesadaran mpengunjung terhadap makanan sehat.

    Meski akhirnya tidak ada kunjungan langsung presiden RI karena perubahan protokoler, Primkopti Jaksel merasa cukup senang karena beberapa pejabat kementrian serta ketua Dekopinwil, Nachrowi Ramli, mengunjungi stand mereka. Selain mencicipi dan melihat-lihat display produk, pengunjung juga bisa melihat berbagai dokumentasi aktivitas yang terpampang besar di backdrop stand, buku saku tahu dan tempe higienis maupun pemutaran video dokumenter -- yang dibuat oleh tim MercyCorps Indonesia -- melalui LCD yang ditembakkan ke sisi lain partisi stand. [Loji]

    Selasa, 24 Mei 2011

    Giliran Primkopti Jakbar Helat Sosialisasi dan Peluncuran Produk Equipment


    Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tempe dan tahu merupakan makanan tradisional yang sangat populer. Kepopuleran tempe dan tahu tersebut ditunjang oleh harganya yang relatif murah, rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, memiliki potensi medis, berkhasiat untuk kesehatan, dan mudah diolah menjadi berbagai hidangan makanan.

    Di Indonesia, jumlah perngrajin baik tahu maupun tempe diperkirakan mencapai lebih dari 83,545 , jumlah inipun belum di tambah dengan pekerja dan renter yang terlibat didalamnya. Sehingga tak mengherankan industri tahu tempe mempunyai peranan besar dalam menggerakkan roda perekomonian masyarakat.

    Namun tidak dapat dipungkri Industri Tahu Tempe masih dihadapkan dengan berbagai kendala, antara lain seperti kurangnya pengetahuan dan kepedulian lingkungan di kalangan pengrajin tahu tempe itu sendiri, serta keterbatasan modal yang membuat sebagian besar industri ini masih jauh dari aspek hygiene dan bersih. Maka tak mengherankan makanan tahu tempe masih sering dianggap sebagai makanan ”nomor dua”. Padahal bila melihat dari segi kesehatan, kandungan gizi tempe maupun tahu sangatlah tinggi.

    Pola Pembiayaan Kredit Untuk Investasi Produksi yang Hygienis
    Dalam kaitan persoalan yang dihadapi oleh para produsen tahu tempe serta peluang-peluang yang memungkinkan, pola pembiayaan kredit merupakan model pelayanan yang cukup taktis. Pola ini dapat membantu tiap tiap perajin di wilayah jakarta barat untuk memperbaiki peralatan produksinya dengan kemudahan pembiayaan, mengingat kebutuhan modal yang cukup besar menjadi kendala dalam perbaikan produksi.

    Jika penggunaan peralatan produksi dari stainless disadari sebagi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk tahu atau tempe, sementara banyak produsen terkendala persoalan akses dana untuk membeli peralatan produksi dimaksud, maka aplikasi pola pembiayaan kredit menjadi pilihan yang sangat relevan. Dengan sistem seperti ini tentu diperlukan koordinasi dan kerjasama antara pihak koperasi, equipment supplier serta perusahaan leasing. Koperasi dapat segera melakukan pendataan pada anggotanya yang akan membeli peralatan dengan cara cicilan dan melakukan pembelian, sementara suplier mempersiapkan  stock pemesanan atas peralatan yang diperlukan, sementara perusahaan leasing akan bertugas untuk “mengeksekusi” role yang sudah disepakati, misal barang yang sudah diterima produsen akan ditarik kembali bila kelak terjadi persoalan penarikan cicilan.

    Sosialisasi dan Peluncuran Produk
    Mempertimbangkan hal ini, program Tofu and Tempe Mercy Corps, bekerjasama dengan Primkopti Jakarta Barat akan menyelenggarakan Sosialisasi dan Peluncuran Produk yang mengambil tema ” Peranserta Primkopti Dan Aplikasi Pola Pembiayaan Kredit Sebagai Strategi Untuk Menjawab Tantangan Perbaikan Produksi Tahu-Tempe”, yang sedianya akan dihelat pada 20 Mei 2011 di kompleks Primkopti Jakbar. Dalam acara tersebut, selain agenda •    Seminar dan Diskusi terbuka, juga diikuti acara Direct Selling peralatan tahu tempe hygienis melalui pembiayaan leasing serta Peresmian showroom equipment tahu tempe untuk wilayah Kopti Jakarta Barat.

    Melalui kegiatan ini diharapkan bukan saja dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada, namun juga sebagai upaya untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas produksi tahu tempe yang lebih baik. Dan melalui pola bisnis yang berbasis kemitraan, diharapkan nantinya akan dapat membuka peluang-peluang lain yang lebih luas. Investasi dan perbaikan alat-alat produksi selanjutnya bukan saja memberi manfaat ke dalam (sektor produksi), tapi juga tentu akan menguntungkan masyarakat konsumen tahu tempe Indonesia secara umum dengan ditandai oleh meningkatnya kualitas produksi, aplikasi teknologi ramah lingkungan serta akses informasi atas produk yang dapat dipertanggungjawabkan melalui jalan branding atau pelabelan.

    Senin, 23 Mei 2011

    Yuk, Higieniskan Tempe Tahu Semanan

    Sosialisasi dan penawaran produk peralatan produksi tempe dan tahu higienis di Jakarta barat  berlangsung semarak, 20 Mei 2011, di gedung kompleks Kopti Semanan Jakarta Barat.  Acara yang terselenggara atas kerjasama Tim T&T Mercycorps dan Primkopti Jakarta barat itu selain dihadiri oleh anggota Kopti di wilayah Semanan, juga dihadiri oleh kolega-koleganya baik dari Kopti-kopti se-dejabotabek maupun rekanan-rekanan kerja seperti supplier kedelai, perusahaan leasing, perguruan tinggi dan lain-lain. Selain itu, bersamaan dengan ditunjuknya wilayah Semanan sebagai salah satu tempat tujuan wisata kuliner, hadir pula dalam kesempatan itu walikota administrasi Jakarta Barat, H. Burhanuddin beserta seluruh jajaran dinas pemerintahan yang dipimpinnya.

    Dalam sambutannya, walikota Jakarta Barat sangat apresiatif terhadap kerjasama yang digagas antara Kopti dan Mercycorps untuk memperbaiki pola produksi tempe dan tahu di wilayah tersebut.

    “Sekarang kami ke sini untuk melihat langsung kondisinya dan mendengar permasalahan yang ada dari perajin. Masalah sanitasi, lingkungan, jalan, drainase, IPAL (instalasi pengolahan air limbah), termasuk kompor gas dan soal mutu produknya, ini mungkin yang bisa tersentuh langsung,” papar Wali Kota. “Kita berharap, produk tahu tempe Primkopti Semanan semakin bermutu.”

    Sementara itu pihak Mercycorps yang diwakili oleh Bob Kurniawan menyampaikan harapannya yang besar terhadap efektifitas kerjasama tersebut untuk selanjutnya mampu memberi  kontribusi  yang signifikan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan pada masyarakat di wilayah Jakarta Barat. Dan seolah menajamkan hal tersebut, Program Manager T&T Mercycorps, Irfansyah, memaparkan tentang manfaat dari pola kerjasama pembayaran kredit peralatan tempe tahu sebagai salah satu strategi yang dipastikan berjalan efektif demi membuka peluang terjadinya konversi peralatan dari drum bekas oli menjadi peralatan stainless steel yang akan menjamin kebersihan proses produksi.

    “Dengan peralatan berbahan stainless steel, produksi tempe dan tahu akan menjadi lebih higienis, selain juga lebih efisien dalam  pengolahannya serta ramah terhadap lingkungan. Dan untuk menjadikan hasil produksi bisa seperti itu untuk saat ini tidaklah sulit. Dengan pola kerjasama yang melibatkan Primkopti, leasing dan penyedia alat, kita mampu mengakses peralatan pendukungnya dengan proses yang lebih mudah dan murah”, ungkap Irfansyah.

    Acara yang berlangsung sehari penuh tersebut dibagi dalam dua sesi besar. Sesi pertama yang berlangsung pada pagi sampai siang hari lebih banyak diisi dengan pandangan-pandangan umum terkait wilayah Semanan sebagai salah satu daerah yang akan ditetapkan sebagai salah satu tempat tujuan wisata Jakarta Barat. Secara khusus dalam sesi ini dilakukan tatap muka langsung antara warga Semanan anggota Primkopti dengan jajaran pemerintahan kota diikuti tinjauan lapang. Dalam kesempatan ini pula Mercycorps mempresentasikan pandangan umumnya terkait perbaikan pola produksi tempe dan tahu di wilayah tersebut.

    Dalam sesi kedua forum secara khusus diperuntukkan bagi para perajin bak tempe maupun tahu. Berbagai penjelasan lebih mendetail baik menyangkut pola produksi maupun teknis tatacara pemesanan dan pembayaran kredit dielaborasi di sini. M. Ridha dalam penjelasannya menggarisbawahi pentingnya mengkonversi drum bekas oli dengan drum stainless sebagai sebuah trobosan penting untuk memulai proses produksi yang sehat.

    “Bila bapak-bapak masih menggunakan peralatan dari drum bekas oli, cepat atau lambat produksi bapak-bapak akan ditinggalkan. Hal ini terkait kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat yang cenderung meningkat”, paparnya.

    Selain memberi penjelasan secara searah, dialog pun digelar untuk memberi feedback terhadap gagasan tersebut. Beberapa peserta tampak antusias bertanya terkait cara-cara pemesanan dan pembayaran serta hal-hal lain yang mereka pandang kurang jelas. Demi member jawaban yang seterang-terangnya dan selanjutnya mampu menggugah kesadaran mereka untuk berubah, pihak leasing yang dihadiri oleh lima orang karyawannya member penjelasan panjang lebar perihal teknis-teknis pemesanan dan pembayaran. Selain itu transaksi juga mulai berlangsung dilokasi yang sudah dimulai oleh beberapa orang perajin, setelah sebelumnya dalam sesi pertama penandatanganan kerjasama dilakukan antara pihak Primkopti dan perusahaan leasing, disaksikan Walikota Jakarta barat, Mercycorps dan warga Semanan. Acara baru ditutup sekitar jam 16.00 setelah diramaikan dengan hiburan berupa live music dan pembagian hadiah-hadiah menarik dari panitia dalam sesi doorprize. [Loji]

    Jumat, 29 April 2011

    Memperbaiki Proses Produksi Tahu Tempe Melalui Pola Pelayanan Satu Atap dan Branding

    Proses produksi tahu tempe  yang selama ini dapat ditemui pada kebanyakan perajin di Indonesia dianggap masih jauh dari kesan dan harapan atas sebuah proses produk makanan yang bersih dan higienis. Hal ini cukup disayangkan mengingat tahu dan tempe merupakan jenis makanan yang tergolong menyehatkan dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, selain juga terbilang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan, baik yang tinggal di kawasan pedesaan maupun perkotaan di Indonesia.

    Menurut data KOPTI tahun 2010, jumlah pengrajin tahu dan tempe di Indonesia tidak kurang dari 83,545. Jumlah tersebut masih menyisakan renter maupun pekerja pendukungnya secara keseluruhan. Maka tentu tak dapat diragukan bila sektor tahu tempe memiliki andil penting baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun perputaran ekonomi masyarakatnya.

    Tahu tempe merupakan sektor kerja yang sangat potensial untuk dikelola dan dikembangkan penataan atas praktek produksinya. Selain dapat meningkatkan nilai tawar produksi, hal yang juga tak kalah penting adalah terlindunginya hak konsumsi masyarakat atas produk makanan tahu tempe yang benar-benar sehat, baik dilihat dari sudut pandang proses pembuatannya maupun asupan-asupan yang dikandungnya.

    Dilatarbelakangi oleh hal tersebut maka project T&T kemudian mengupayakan pemakaian peralatan produksi berbahan stainless steel sebagai ganti dari peralatan tradisional pada umumnya yang terbuat dari drum bekas oli, atau peralatan produksi lainnya yang tidak sesuai dengan standar untuk pangan,  serta berdampak buruk terhadap kondisi kerja dan lingkungan . Hal ini dimaksudkan untuk menjaga proses produksi agar menjadi lebih bersih, effisien dan ramah lingkungan

    Namun demikian, hal yang cukup menyulitkan bagi para pengrajin adalah pada lemahnya akses modal untuk pembelian peralatan tersebut, mengingat sebagian besar usaha masih berbentuk industri rumahan. Maka untuk menyiasati permasalahan ini maka Team T&T Mercycorps bekerjasama dengan Primkopti Jakarta Selatan, equipment supplier dan sebuah perusahaan leasing Prima Finance mengupayaan pengadaan barang melalui leasing, yang menjadi bagian dari layanan Pola Pelayanan Satu Atap (One Stop Service).

    Pola Pelayanan Satu Atap
    Secara umum pola pelayanan satu atap (one stop service) merupakan sebuah model pelayanan yang cukup taktis. Pola ini mempertemukan beberapa instansi atau lembaga untuk bekerjasama satu sama lain, berdasarkan spesifikasi dan fungsi kerjanya masing-masing, untuk mencapai sebuah muara yang sama, satu bentuk sasaran yang sama, di samping itu juga jenis aneka layanan yang diberikan bisa diperoleh pada satu tempat atau lembaga.

    Jika penggunaan peralatan produksi dari stainless steel disadari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk tahu atau tempe, sementara banyak produsen terkendala persoalan akses dana untuk membeli peralatan produksi dimaksud, maka aplikasi one stop service menjadi pilihan yang sangat relevan. Dengan pola “satu atap”, maka koordinasi dan kerjasama diharapkan terjadi antara pihak koperasi (Primkopti), equipment supplier serta perusahaan leasing. Koperasi dapat segera melakukan pendataan pada anggotanya yang akan membeli peralatan dengan cara cicilan dan lantas melakukan pembelian, sementara suplier mempersiapkan  stock pemesanan atas peralatan yang diperlukan, sementara perusahaan leasing akan bertugas untuk “mengeksekusi” role yang sudah disepakati, misalnya barang yang sudah diterima produsen akan ditarik kembali bila kelak terjadi persoalan di tingkat penarikan cicilan.

    Pelayanan satu atap pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas melalui peminimalan “jarak” antara lembaga-lembaga terkait. Dengan demikian maka waktu dapat diperpendek dan model pelayanannya menjadi lebih mudah dengan tingkat resiko yang relatif rendah.

    Branding
    Debut pengupayaan produksi tahu dan tempe higienis oleh team T&T Mercycorps sepenuhnya ditujukan untuk perbaikan rantai nilai tahu tempe yang pada gilirannya juga akan memberi input dan manfaat besar bagi baik usaha maupun konsumsi tahu tempe di Indonesia pada umumnya dan Jabodetabek pada khususnya. Produk tahu tempe higienis diarahkan bukan saja karena sejalan dengan pertumbuhan kesadaran masyarakat akan makanan sehat, namun juga dilatarbelakangi pentingnya mendorong proses produksi yang peka dan ramah terhadap lingkungan. Sehingga dengan demikian, produksi akan menjadi tidak semata-mata berorientasi pada omset dengan menegasikan keamanan konsumsi dan keseimbangan lingkungan. Maka dalam kaitan tersebut, pengadaan branding sebagai langkah sosialisasi produk higienis dan kontrol terhadap kualitas menjadi kebutuhan lanjutan yang juga tak kalah pentingnya.

    Branding yang notabene merupakan bagian dari strategi pemasaran memilki andil yang tidak kecil, bukan saja untuk memperkenalkan sebuah produk tertentu, namun juga memberi manfaat dalam hal standard kualitas, yang itu berarti memberi dorongan tersendiri bagi produsen untuk peduli dan bertanggung jawab mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai produksinya.

    Kebutuhan akan makanan sehat yang sedang berkembang di tengah masyarakat modern saat ini mau tidak mau harus direspon secara positif melalui perbaikan produk secara sungguh-sungguh dan untuk selanjutnya mampu dipertanggungjawabkan melalui jalan pelabelan atau branding. Demikian pula yang diupayakan terjadi pada produksi tahu dan tempe. Potensi ekonomi yang dimilikinya beserta pasar besar yang menantinya harus mampu dijawab melalui pengupayaan produksi yang benar-benar sehat disertai branding sebagai bagian tak terpisahkan dari komitmen dan tanggung jawab produsen terhadap kualitas produksinya.

    Sampai saat ini, dari sekian produsen tahu tempe dampingan team T&T Mercycorps yang telah mengaplikasikan penggunaan peralatan produksi stainless steel, sedikitnya terdapat 3 produsen yang telah melakukan branding. Pada tahap pertama, Team mensupport untuk pembiayaan cetak dan desain label untuk memudahkan serta memberi gambaran terhadap pelabelan dan manfaatnya kelak di kemudian hari. Dengan langkah ini Mercycorps berharap akan tumbuh kesadaran pada ranah produksi, bahwa perbaikan produk tahu tempe merupakan keniscayaan dan tanggung jawab produsen sebagai bagian pula dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan, di samping tentunya manfaat ekonomi. Bahwa produk sehat yang dibutuhkan masyarakat bukan semata-mata menjadi tanggung jawab konsumen yang harus pandai-pandai memilih, namun juga merupakan kewajiban produsen untuk ikut serta menjaga produksinya agar tak memberi ekses negatif kepada konsumen, ditambah pula bahwa proses produksi tersebut sedapatnya berlangsung efisien, sehat dan ramah terhadap lingkungan. Dan walhasil, hal-hal tersebut dapat dan mampu dijelaskan melalui jalan branding, sehingga terwujud produksi tahu dan tempe higienis dan ramah lingkungan yang dapat diapresiasi dengan baik oleh masyarakat dan menumbuhkan sebuah pola baru yang lebih baik pada sektor produksi tahu tempe di masa-masa yang akan datang.[L]

    Kamis, 14 April 2011

    Showroom Primkopti: Pelayanan Satu Atap Bagi Pengrajin Tahu & Tempe

    Lebih kurang 150 orang undangan baik dari pihak pemerintah, para pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI), media, ibu-ibu PKK dan juga para pengrajin tahu & tempe ikut menghadiri acara diskusi dan peluncuran produk di halaman kantor Gedung Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Jakarta Selatan, Jalan Kalibata Tengah No.9 Jakarta Selatan pada Selasa kemarin, 12 April 2011. Primkopti Jakarta Selatan mengetengahkan peran serta dan aplikasi pelayanan satu atap para pengrajin tahu dan tempe anggotanya.

    “Jika sebelumnya, usaha pelayanan Primkopti hanya pada penyediaan bahan baku kedelai kepada pengrajin tahu tempe, kini kami mulai menambahkan penyediaan peralatan produksi yang lebih higienis”, ujar H. Tjasbari selaku pengurus dari Primkopti Jakarta Selatan.

    Dimulai acara diskusi pada sesi pagi hari yang menampilkan paparan dari pihak Primkopti Jakarta Selatan sendiri, Program Tahu & Tempe Mercy Corps dan juga Prima Finance, sebuah lembaga pembiayaan yang terlibat dalam hal pembiayaan peralatan bagi pengrajin tahu tempe yang menginginkan membeli peralatan higienis secara kredit.

    Direktur Prima Finance dan Ketua Umum Primkopti Jakarta Selatan juga melakukan penandatangan nota kesepahaman/MoU sebagai bentuk kerjasama aktif dalam membantu pembiayaan peralatan higienis bagi para pengrajin tahu tempe anggota Primkopti Jakarta Selatan serta tersedianya ruang pamer/showroom untuk peralatan produksi yang higienis tersebut.

    “Ini merupakan potensi bagi usaha kami menyediakan pembiayaan peralatan higienis bagi pengrajin tahu tempe, selain jug sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami untuk mendorong pengrajin memproduksi tahu dan tempe yang sangat digemari oleh masyarakat agar lebih higienis lagi,” kata Dedy Araan dari Prima Finance.

    Memang selama ini peralatan produksi yang digunakan oleh para pengrajin tahu dan tempe masih secara sederhana, seperti drum untuk perebusan kedelai tempe menggunakan drum bekas oli yang jelas tidak memenuhi standar kesehatan. Sementara tahang kayu untuk tahu yang permukaannya tidak mulus sehingga sisa-sisa kedelai masih menempel dan mempercepat pembusukan. Produk tahu jadi tidak tahan lama.
       
    Mercy Corps mencoba menawarkan produksi yang lebih higienis, efisien dan ramah lingkungan. Antara lain dengan peralatan stainless steel. Misalnya untuk merebus kedelai dalam pembuatan tempe, drum bekas oli diganti dengan drum stainless. Dan tahang dari stainless steel yang menggantikan tahang dari kayu jati yang diperlukan dalam pembuatan tahu. Ada juga ketel uap, alat giling, dan beberapa peralatan lain. Bahan bakar yang digunakan adalah gas yang menggantikan kayu bakar.

    “Awalnya kami membantu dengan memberikan subsidi kepada pengrajin di berbagai wilayah di Jabotabek, termasuk di Jakarta Selatan untuk peralatan berupa drum stainless steel untuk produksi tempe dan juga kegiatan studi banding bagi pengrajin tahu melihat pabrik tahu yang sudah menerapkan produksi yang higienis, efisien dan ramah lingkungan di Bekasi dan Bandung., ungkap Irfansyah, Program Manajer Tahu & Tempe (T&T Program) Mercy Corps, yang dilanjutkan oleh H. Sutaryo, Ketua Bidang Usaha Primkopti Jakarta Selatan, “Ini sebagai usaha yang baik untuk dilanjutkan oleh kami untuk membantu meningkatkan kualitas produksi anggota kami para pengrajin tahu dan tempe”.

    Sementara Direktur Mercy Corps Indonesia Sean Granville-Ross mengatakan, kegiatan ini tidak hanya ditujukan bagi perajin untuk meningkatkan produksi. ”Ini juga menjadi titik awal untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen terhadap makanan sehat dan higienis,” katanya.


    Dalam sesi kedua di siang hari, acara utama adalah peluncuran produk/launching product tempe berlabel dari salah satu pengrajin tempe anggota Primkopti Jakarta Selatan, “Tempe Sahroni”. Diperkenalkan produk tempe tersebut bahwa proses produksinya telah menggunakan peralatan yang higienis dan si pengrajin adalah anggota Primkopti Jakarta Selatan. “Jadi label ini untuk membedakan bahwa ini merupakan tempe yang bagus dan higienis, drumnya sudah tidak pakai drum bekas oli lagi, tetapi drum stainless steel”, jelas H. Tjasbari saat melakukan penyerahan secara simbolik produk tempe tersebut kepada seorang ibu sebagai perwakilan konsumen.

    “Dari penggantian bahan bakar memang akan ada pembengkakan biaya. Rata-rata dalam satu hari seorang perajin yang mengolah sekitar 100 kilogram kedelai membutuhkan 1 kuintal kayu bakar seharga Rp 12.000. Jika memakai gas, diperlukan satu seperempat tabung gas ukuran 3 kilogram seharga sekitar Rp 18.000. Namun, konsistensi penggunaan peralatan ramah lingkungan membuat pabrik akan lebih efisien, bersih, asap berkurang, dan produksi tahu tempe bakal otomatis terdongkrak”, kata Irfansyah kembali, yang diamini oleh H. Sutaryo kembali, “laba pun bakal bertambah”.

    Dalam bagian akhir acara tersebut, juga dilakukan pembagian doorprize melalui tantangan bernyanyi diantara para pengrajin tahu dan tempe yang hadir untuk menyanyikan lagu “Tahu Tempe” lagu dari era tahun 70-an oleh Oslan Husein dan juga lomba cara produsen tempe mempromosikan produk tempe yang higienis kepada konsumen mereka. Para pengrajin tampak senang dan terhibur dengan acara perlombaan tersebut.

    Usai perlombaan, acara ditutup. Kemudian para pengrajin dapat secara langsung mengunjungi showroom peralatan produksi. Beberapa dari pengrajin tempe terlihat sibuk melihat-lihat dan bertanya kepada staf Prima Finance tentang peralatan-peralatan yang dipamerkan dan harga serta mekanisme pembayarannya. “Ini sangat bagus karena bisa membantu produsen untuk mendapatkan peralatan produksi yang higienis dengan lebih mudah dengan kredit, ujar Subadi seorang produsen dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Tampak terlihat beberapa produsen tersebut senang pulang dengan membawa peralatan baru yang mereka beli dari showroom tersebut. Transaksi yang tercatat dalam acara tersebut sangat bagus. Lebih dari lima pengrajin yang membeli secara tunai dan 4 orang pengrajin yang mengajukan pembelian secara kredit melalui Prima Finance. Seperti Dwi Toenanto, seorang produsen tempe dari Bintaro Jakarta Selatan yang tengah membeli burner kompor gas seharga IDR 350.000 secara tunai. “Saya sudah beli drum stainless dulu dan sekarang ada burner kompor di sini, jadi saya membelinya dengan cash. Dan ini sangat bermanfaat, pak”, jelasnya. (Alique Nursholiqin).

    Berita terkait:
    http://cetak.kompas.com/read/2011/04/13
    http://industri.kontan.co.id


     


    Silahkan copas [CODE]
    diatas. Shout to tell us,
    'n kami akan linkback:)


    Tahu Tempe