Pelatihan di lapangan |
Program Value Initiative yang terlaksana atas konsorsium Mercy Corps Int, Swisscontact, PUPUK Bandung dan Micra, bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup mengadakan kegiatan Pelatihan Penerapan Industri Tahu Ramah Lingkungan. Pelatihan ini mengambil tema “Meningkatkan Kinerja Tahu Melalui Penerapan Industri Tahu Melalui Penerapan Industri Tahu Yang Ramah Lingkungan dan Higienis”. Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari Senin, 5 Juli 2010 yang bertempat di Gedung C, Kementerian Lingkungan Hidup, Jl. DI. Panjaitan Jakarta Timur.
Pelatihan yang dilatarbelakangi rendahnya aspek hygiene dan kebersihan dalam pengolahan tahu serta umur peralatan yang sudah relatif tua memiliki tujuan sebagai berikut :
- Mencetak kader-kader yang dapat menerapkan serta mempromosikan industri tahu yang lebih efisien, ramah lingkungan serta lebih higienis.
- Para penyedia peralatan (teknologi) dapat lebih memahami karakteristik dan kebutuhan dari industri tahu yang ramah lingkungan dan higienis.
- Meningkatkan kemampuan para kader untuk membantu pengrajin dalam mengakses sistem pendanaan DNS.
Pelatihan dibuka dengan laporan panitia, sambutan dari Mercy Corps yang diwakili oleh Mr. Sean Granville Ross, sambutan dari Bapak Suyanto dari Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) dan sambutan terakhir oleh Bapak Tulus Laksono dari Kementerian Lingkungan Hidup. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU oleh Mercy Corps, Kementerian Lingkungan Hidup dan Gakoptindo sebagai bentuk keseriusan dalam menjalankan program pengolahan tahu yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pelatihan ini diikuti oleh 49 peserta dari berbagai kalangan, dengan rincian 13 orang perwakilan instansi pemerintah, 27 orang pengurus Kopti perwakilan Jabodetabek dan Jawa Barat serta produsen tahu, dan 2 orang merupakan perwakilan supplier peralatan ditambah 7 orang dari Mercy Corps.
Materi pelatihan terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama menghadirkan 4 orang pembicara yang terdiri dari Tulus Laksono dari Kementrian Lingkungan Hidup(KLH) yang menjelaskan mengenai pengelolaan usaha kecil yang berasaskan lingkungan serta progam KLH untuk pendanaan usaha kecil, Bosar Pardede, Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM yang menjelaskan mengenai Keamanan Pangan: Cara produksi yang baik untuk industri rumah tangga dan Pramiyati, konsultan senior Kementerian Lingkungan Hidup, yang menyampaikan Perubahan Proses Produksi Tahu Berwawasan Lingkungan.
Sesi kedua menghadirkan 3 pembicara, yakni Nyeo Tony Martono, teknisi ketel uap, yang menjelaskan mengenai ketel uap hemat energi, Popo Riyanto, Direktur Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Yogyakarta, yang menjelaskan mengenai Pengelolaan air limbah tahu, dan Restuning Destiani, CV Surya Mas selaku produsen peralatan. Moderator oleh Irfansyah dari VIP Mercy Corps. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan kunjungan pabrik tahu di Utan Kayu Utara Jakarta Timur, milik H. Momo Sutisna sebagai pilot project dari VIP
0 comments:
Posting Komentar