Jakarta - [Selasa, 05/04/2011 11:25 WIB/Detik.Com]. Produksi tempe di dalam negeri kerap kali lebih banyak mendapat perhatian orang asing seperi kasus paten tempe oleh Jepang. Padahal tempe merupakan salah satu makanan tradisional yang populer di Indonesia.
Kepopuleran tempe ditunjang oleh harganya yang relatif murah, rasanya enak, kandungan gizinya tinggi. Saat ini tempe tidak hanya dikenal di dalam negeri juga di mancanegara, namun yang menyedihkan banyak penelitian soal tempe yang dipatenkan oleh asing.
"Sungguh ironis beberapa hasil penelitian tentang tempe justru dipatenkan oleh pihak asing," kata Ketua Forum Tempe Indonesia (FTI) Rizal Syarief melalui keterangan tertulisnya yang diterima detikFinance, Selasa (5/4/2011)
Dikatakannya Forum Tempe Indonesia (FTI) dibentuk untuk mewadahi pemikiran dan pengembangan inovasi dari para pakar, praktisi dan pihak yang peduli terhadap keunggulan dan potensi tempe.
Forum ini bertujuan mempromosikan tempe sebagai produk warisan budaya bangsa Indonesia agar dapat diterima, di tingkat nasional maupun internasional. Juga mengumpulkan dan mendesiminasikan semua informasi dan hasil-hasil penelitian tentang tempe.
Di sisi lain, komoditi tempe ternyata mendapat perhatian negara super power AS. Hal ini setidaknya dapat dibuktikan dari rencana kunjungan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Amerika Serikat (AS) Michael T. Scuse ke kampung tempe saat lawatannya ke Jakarta. Wamentan AS ini akan mengunjungi sebuah perkampungan yang menjadi sentra produksi tempe di Jakarta Timur.
Kunjungan Scuse akan berlangsung 6 April 2011 ke Rumah Produksi Bersama Tempe Komplek PRIMKOPTI Jakarta Timur Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur.
"Kunjungan ini merupakan momen penting untuk menunjukkan bahwa tempe, yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia menjadi pusat perhatian dari pejabat penting sebuah negara maju," katanya.
Dikatakannya FTI telah bekerja sama dengan organisasi kemanusian MercyCorps Indonesia yang berkantor pusat di AS. Kerjasama ini tertuang dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang cara produksi yang higienis (GHP) kepada para pengerajin tempe di Jakarta Timur.
FTI juga bekerjasama dengan American Soybean Asociation (ASAIM)-Indonesia memperoleh bantuan dari PT. Sekawan Makmur Bersama (SMB), salah satu perusahaan importir kedelai untuk membenahi fasilitas dan ruang serta peralatan produksi tempe di Komplek PRIMKOPTI Jakarta Timur. Pelaksanaan pembenahan dilakukan oleh kontraktor yang ditunjuk dan pelaksanaannya diawasi oleh FTI dan MercyCorps Indonesia.
"Lokasi ini untuk rencana kedepannya akan menjadi percontohan Kampung Tempe untuk wilayah Jakarta. Upaya yang dilakukan FTI dalam membentuk lokasi tempe percontohan di berbagai lokasi merupakan salah satu contoh keberhasilan," katanya.
(hen/dnl)
0 comments:
Posting Komentar