REPUBLIKA.CO.ID, CIPAYUNG -- Tahu dan Tempe panganan khas Indonesia dilirik oleh Pemerintah AS. Hal ini terbukti dari kunjungan Wakil Menteri Pertanian AS, Scuse, ke pabrik tahu tempe milik Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti).
Scuse datang bersama rombongan ke pabrik tahu tempe yang beralamat di Rt 02/Rw06, Cipayung, Jakarta Timur itu sekitar pukul 14.30 WIB.
Tujuan ia dan rombongan datang ke Primkopti adalah untuk melihat secara langsung pembuatan tahu dan tempe. Indonesia merupakan negara pengimpor kedelai terbesar di dunia.
Agaknya inilah yang membuat Scuse heran untuk apa sebenarnya kedelai-kedelai tersebut digunakan. Terlebih lagi sebagian besar kedelai yang diimpor berasal dari Kanada, Argentina dan Brasil.
"Kami penasaran karena Indonesia selalu mengimpor kedelai dalam jumlah besar setiap tahunnya. Lalu kami memutuskan untuk berkunjung ke sini. Dan luar biasa, ternyata kedelai-kedelai dari negara kami digunakan untuk membuat tahu dan tempe," ucapnya.
Ia menambahkan kagum kagum terhadap bangsa Indonesia karena mampu mempertahankan warisan budaya bangsanya, berupa panganan khas ini.
Sumber: www.republika.co.id
Scuse datang bersama rombongan ke pabrik tahu tempe yang beralamat di Rt 02/Rw06, Cipayung, Jakarta Timur itu sekitar pukul 14.30 WIB.
Tujuan ia dan rombongan datang ke Primkopti adalah untuk melihat secara langsung pembuatan tahu dan tempe. Indonesia merupakan negara pengimpor kedelai terbesar di dunia.
Agaknya inilah yang membuat Scuse heran untuk apa sebenarnya kedelai-kedelai tersebut digunakan. Terlebih lagi sebagian besar kedelai yang diimpor berasal dari Kanada, Argentina dan Brasil.
"Kami penasaran karena Indonesia selalu mengimpor kedelai dalam jumlah besar setiap tahunnya. Lalu kami memutuskan untuk berkunjung ke sini. Dan luar biasa, ternyata kedelai-kedelai dari negara kami digunakan untuk membuat tahu dan tempe," ucapnya.
Ia menambahkan kagum kagum terhadap bangsa Indonesia karena mampu mempertahankan warisan budaya bangsanya, berupa panganan khas ini.
Sumber: www.republika.co.id
0 comments:
Posting Komentar