Jakarta, 12/7/2011. Event Harkopnas Expo 2011 di Istora Senayan yang salah satunya men-display produk tahu dan tempe higienis buatan para perajin anggota Primkopti Jakarta Selatan berlangsung semarak.
Tim T&T MercyCorps yang sudah standby dari pagi tampak sibuk membantu aktivitas fair, dari memberi penjelasan kepada pengunjung mengenai proses produksi higienis, membagi-bagikan brosur, memutar video dokumenter hingga ikut mencicipi (dengan volume berlebih) tester tahu dan tempe hasil olahan.
Catharina, salah satu staff T&T yang sudah pamit meninggalkan lokasi lebih dulu, tiba-tiba menelpon dan mengatakan bahwa sweater miliknya raib entah dimana. Dan Loji yang mendapat amanat untuk mencarinya segera melakukan gerakan super cepat: celingukan mencari sweater. dan hasilnya persis seperti yang ia duga: nggak ketemu!
Setelah mengirim sms dan berpikir bahwa si empunya sweater akan me-let it go-kannya dengan ikhlas, Loji pun kembali membidikkan kamera handycam yang ditentengnya dari tadi ke sejumlah sudut, sebelum ponsel di sakunya terdengar menjerit-jerit lagi.
"Hallo Loji, thanks for looking. maybe i will go after work. what time does the fair close?", suara Catharina terdengar serius di seberang sana.
"Wah penting banget kayaknya tuh sweater. kalau tidak mahal, pastinya ada kenangan luar biasa di dalamnya", pikir Loji mulai mendramatisir. Tukang dokumentasi T&T itupun kembali melompat dengan bernas, menyelinap di antara sesak pengunjung, melewati barikade Abang None Jakarta dan sejumlah Satpam pameran. Kali ini yang diincarnya tak lain adalah sekretariat utama expo yang terletak di bagian luar hall.
Setibanya di tempat itu, kepada petugas yang berjaga ia pun segera menceritakan kronologi kehilangan yang dialami oleh teman sejawatnya sambil berusaha meyakinkan betapa penting barang tersebut bagi sang teman. Dan demi mendengar penuturannya yang panjang lebar, petugas jaga itu pun serta merta memotong sembari memperbaiki posisi duduknya,
"Memang yang hilang apa sih, Mas?"
Bujug! Sejenak Loji tergagap, merasa sedikit geli lantaran lupa menyebut jenis barang apa yang sebenarnya sedang ia ceritakan dengan penuh penjiwaan tersebut. Halaahh..
"Sweater, Pak", jawabnya agak malu-malu.
Petugas itu menarik nafas dengan bentuk muka terlipat kedalam. Kemudian ia menyarankan untuk menghubungi pihak security di area pameran, kalau-kalau mereka menemukan barang yang ia cari.
Perlahan Loji bangkit dari tempat duduk. Kali ini giliran mukanya yang tampak terlipat, bahkan dengan lipatan lebih banyak dan itupun tak rapi sama sekali. Kakinya melangkah dengan gontai mendekati seorang petugas Satpam di pintu masuk. setelah ba bi bu bertanya dan me-relay berita kehilangannya serta mendapati petugas tersebut menganggug-anggukkan kepala dan sesaat kemudian tampak seolah melakukan koordinasi dengan seorang temannya, Loji pun merasa lega. Lipatan di mukanya sedikit mulai mengendur. dirogohnya ponsel yang sedari tadi meringkuk di saku celananya. Sebuah pesan singkat segera ia buat dan lantas mengirimnya kepada Catharina.
"Cath, i 've told the security about your case. and they promised to inform us at Primkopti fair space when they find it", demikian pesan tersebut berbunyi.
Message sent!
Sesaat mata Loji menyapu seluruh ruang pameran yang dipenuhi lalu lalang pengunjung. Pak Irfan, Program Manager T&T MercyCorps, tampak sedang mengobrol bersama Sutaryo, ditemani Ridha dan beberapa pengurus Primkopti Jaksel lainnya. Sementara itu di bagian dalam stand terlihat Aliq, Yuyu dan Ana dengan cekatan menata tempe dan memasukkannya ke dalam beberapa tas kemasan, di bawah kilatan cahaya flash camera dari tangan Cecep Sevka. Tiba-tiba gairah Loji meradang, matanya bersinar-sinar demi melihat tumpukan benda mungil warna coklat persegi empat yang tertata rapi di sebuah nampan besar.
"tempe baceeemm...." Suara itu seperti menggaung di kepalanya dengan disertai effect echo yang luas bersamaan dengan sebuah sundulan kecil di perutnya,
"dugg..krucuks!"
Perlahan digesernya tubuh mendekati arah nampan. Setelah sedikit mengumbar basa basi, tester tempe bacem pertama mulai mampu dilahapnya dengan sukses. dan terinspirasi keberhasilan pertama, tempe kedua segera ia raih, welldone! lalu ketiga, dan.. hingga tulisan ini dibuat, belum diketahui secara pasti berapa jumlah tempe bacem yang sudah bersarang di perutnya, seperti juga kabar sweater si Catharina yang hingga saat ini tak kunjung datang dari petugas satpam pameran. Selamat Hari Koperasi. [Lodz]
Tim T&T MercyCorps yang sudah standby dari pagi tampak sibuk membantu aktivitas fair, dari memberi penjelasan kepada pengunjung mengenai proses produksi higienis, membagi-bagikan brosur, memutar video dokumenter hingga ikut mencicipi (dengan volume berlebih) tester tahu dan tempe hasil olahan.
Catharina, salah satu staff T&T yang sudah pamit meninggalkan lokasi lebih dulu, tiba-tiba menelpon dan mengatakan bahwa sweater miliknya raib entah dimana. Dan Loji yang mendapat amanat untuk mencarinya segera melakukan gerakan super cepat: celingukan mencari sweater. dan hasilnya persis seperti yang ia duga: nggak ketemu!
Setelah mengirim sms dan berpikir bahwa si empunya sweater akan me-let it go-kannya dengan ikhlas, Loji pun kembali membidikkan kamera handycam yang ditentengnya dari tadi ke sejumlah sudut, sebelum ponsel di sakunya terdengar menjerit-jerit lagi.
"Hallo Loji, thanks for looking. maybe i will go after work. what time does the fair close?", suara Catharina terdengar serius di seberang sana.
"Wah penting banget kayaknya tuh sweater. kalau tidak mahal, pastinya ada kenangan luar biasa di dalamnya", pikir Loji mulai mendramatisir. Tukang dokumentasi T&T itupun kembali melompat dengan bernas, menyelinap di antara sesak pengunjung, melewati barikade Abang None Jakarta dan sejumlah Satpam pameran. Kali ini yang diincarnya tak lain adalah sekretariat utama expo yang terletak di bagian luar hall.
Setibanya di tempat itu, kepada petugas yang berjaga ia pun segera menceritakan kronologi kehilangan yang dialami oleh teman sejawatnya sambil berusaha meyakinkan betapa penting barang tersebut bagi sang teman. Dan demi mendengar penuturannya yang panjang lebar, petugas jaga itu pun serta merta memotong sembari memperbaiki posisi duduknya,
"Memang yang hilang apa sih, Mas?"
Bujug! Sejenak Loji tergagap, merasa sedikit geli lantaran lupa menyebut jenis barang apa yang sebenarnya sedang ia ceritakan dengan penuh penjiwaan tersebut. Halaahh..
"Sweater, Pak", jawabnya agak malu-malu.
Petugas itu menarik nafas dengan bentuk muka terlipat kedalam. Kemudian ia menyarankan untuk menghubungi pihak security di area pameran, kalau-kalau mereka menemukan barang yang ia cari.
Perlahan Loji bangkit dari tempat duduk. Kali ini giliran mukanya yang tampak terlipat, bahkan dengan lipatan lebih banyak dan itupun tak rapi sama sekali. Kakinya melangkah dengan gontai mendekati seorang petugas Satpam di pintu masuk. setelah ba bi bu bertanya dan me-relay berita kehilangannya serta mendapati petugas tersebut menganggug-anggukkan kepala dan sesaat kemudian tampak seolah melakukan koordinasi dengan seorang temannya, Loji pun merasa lega. Lipatan di mukanya sedikit mulai mengendur. dirogohnya ponsel yang sedari tadi meringkuk di saku celananya. Sebuah pesan singkat segera ia buat dan lantas mengirimnya kepada Catharina.
"Cath, i 've told the security about your case. and they promised to inform us at Primkopti fair space when they find it", demikian pesan tersebut berbunyi.
Message sent!
Sesaat mata Loji menyapu seluruh ruang pameran yang dipenuhi lalu lalang pengunjung. Pak Irfan, Program Manager T&T MercyCorps, tampak sedang mengobrol bersama Sutaryo, ditemani Ridha dan beberapa pengurus Primkopti Jaksel lainnya. Sementara itu di bagian dalam stand terlihat Aliq, Yuyu dan Ana dengan cekatan menata tempe dan memasukkannya ke dalam beberapa tas kemasan, di bawah kilatan cahaya flash camera dari tangan Cecep Sevka. Tiba-tiba gairah Loji meradang, matanya bersinar-sinar demi melihat tumpukan benda mungil warna coklat persegi empat yang tertata rapi di sebuah nampan besar.
"tempe baceeemm...." Suara itu seperti menggaung di kepalanya dengan disertai effect echo yang luas bersamaan dengan sebuah sundulan kecil di perutnya,
"dugg..krucuks!"
Perlahan digesernya tubuh mendekati arah nampan. Setelah sedikit mengumbar basa basi, tester tempe bacem pertama mulai mampu dilahapnya dengan sukses. dan terinspirasi keberhasilan pertama, tempe kedua segera ia raih, welldone! lalu ketiga, dan.. hingga tulisan ini dibuat, belum diketahui secara pasti berapa jumlah tempe bacem yang sudah bersarang di perutnya, seperti juga kabar sweater si Catharina yang hingga saat ini tak kunjung datang dari petugas satpam pameran. Selamat Hari Koperasi. [Lodz]
0 comments:
Posting Komentar