BERITAJAKARTA.COM. Siapa yang tidak kenal dengan tahu? Rasanya yang gurih dan teksturnya yang lembut membuat banyak masyarakat kepincut dengan tahu. Namun, karena daya tahannya yang tidak lama, membuat makanan berbahan dasar kedelai itu diakali sejumlah produsen nakal dengan menambahkan cairan formalin. Kasus itu ditemukan petugas Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Pusat setelah melakukan razia di pasar tradisional Petojoilir, Gambir, Jakarta Pusat.
"Ada tiga sampel tahu yang kami ambil sewaktu melakukan razia di pasar tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata dua tahu positif mengandung formalin. Sementara satu sampel lagi negatif," kata Sarjoni, Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Pusat, kepada beritajakarta.com, Senin (11/7).
Dikatakannya, kandungan formalin yang terdapat dalam tahu tersebut sangat tinggi dan sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Namun, pedagang yang kedapatan menjual tahu itu tidak diberikan sanksi apapun, karena pedagang tersebut juga tidak mengetahui kalau barang dagangan yang dijualnya mengandung zat berbahaya.
Ke depan pihaknya akan memberikan pembinaan dan mengimbau agar pedagang tersebut tidak lagi menjual tahu berformalin. Masyarakat juga diminta mengenali mana tahu yang aman dan mana tahu yang berformalin. Menurutnya tahu yang mengandung formalin bisa diketahui dari kandungan airnya yang berbau kimia cukup menyengat. Selain itu, tahu yang mengandung formalin biasanya lebih kenyal dan lebih bersih.
Untuk mengantisipasi peredaran tahu berformalin, pihaknya rutin melakukan pengawasan di seluruh pasar di Jakarta Pusat. Pengawasan tidak hanya dilakukan di pasar teradisional, namun juga di pasar modern atau supermarket. Adapun produk yang menjadi target pengawasan adalah daging sapi, daging babi, daging ayam, bakso, sosis, tahu, mie, ikan segar, ikan asin, otak-otak, dan lain sebagainya.
"Ada tiga sampel tahu yang kami ambil sewaktu melakukan razia di pasar tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata dua tahu positif mengandung formalin. Sementara satu sampel lagi negatif," kata Sarjoni, Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Pusat, kepada beritajakarta.com, Senin (11/7).
Dikatakannya, kandungan formalin yang terdapat dalam tahu tersebut sangat tinggi dan sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Namun, pedagang yang kedapatan menjual tahu itu tidak diberikan sanksi apapun, karena pedagang tersebut juga tidak mengetahui kalau barang dagangan yang dijualnya mengandung zat berbahaya.
Ke depan pihaknya akan memberikan pembinaan dan mengimbau agar pedagang tersebut tidak lagi menjual tahu berformalin. Masyarakat juga diminta mengenali mana tahu yang aman dan mana tahu yang berformalin. Menurutnya tahu yang mengandung formalin bisa diketahui dari kandungan airnya yang berbau kimia cukup menyengat. Selain itu, tahu yang mengandung formalin biasanya lebih kenyal dan lebih bersih.
Untuk mengantisipasi peredaran tahu berformalin, pihaknya rutin melakukan pengawasan di seluruh pasar di Jakarta Pusat. Pengawasan tidak hanya dilakukan di pasar teradisional, namun juga di pasar modern atau supermarket. Adapun produk yang menjadi target pengawasan adalah daging sapi, daging babi, daging ayam, bakso, sosis, tahu, mie, ikan segar, ikan asin, otak-otak, dan lain sebagainya.
0 comments:
Posting Komentar