JAKARTA, MC-T&T -- Hari Kemerdekaan RI ke-66 yang diperingati pada 17 Agustus 2011 disambut Tim T&T MercyCorps dengan menggelar workshop pembuatan tempe. Kegiatan yang hanya dibatasi untuk sejumlah kecil peserta ini rencananya akan dilaksanakan di rumah produksi tempe percontohan milik Sunoto yang berada di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Dan sebagai alternatif kedua, sembari menunggu konfirmasi dari pihak yang bersangkutan pada opsi pertama, pelatihan dapat pula dilangsungkan di pabrik tempe Munziat di wilayah Margahayu, Bekasi Timur.
Menurut koordinator pelaksana, A. Suryana, agenda kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan tepat pada hari peringatan kemerdekaan, Rabu (17/11).
"Kami berharap dapat memberi manfaat pada bangsa ini meski melalui kegiatan yang sederhana seperti workshop pembuatan tempe", ujarnya di sela jam istirahat di kantornya di bilangan Jl. Margasatwa Ragunan pagi ini.
"Sebagaimana kita pahami, selain lezat dan sarat dengan kandungan zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, pada tempe juga terkandung nilai warisan budaya karena makanan ini asli berasal dari indonesia", lanjutnya lagi.
Dipilihnya pabrik Sunoto atau Munziat sebagai tempat pelaksanaan workshop tak lepas dari keberhasilan kedua pabrik tersebut dalam menerapkan pola produksi yang sesuai dengan standard higienis. Selain peralatan berbahan stainless steel, keduanya juga telah menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga proses produksi pun menjadi lebih efisien dan ramah terhadap lingkungan, baik untuk ruangan pabrik sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Nara sumber yang akan memandu proses pembuatan tempe ini pun terbilang sudah sangat kompeten di bidangnya, karena mereka tak lain adalah pemilik pabrik yang sepenuhnya notabene merupakan perajin dan pelaku langsung industri tempe higienis mitra dampingan program T&T MercyCorps Jakarta.
Workshop yang baru dibuka pendaftarannya pada hari ini (04/11) akan dilangsungkan selama satu hari, yang secara garis besar meliputi materi dari awal pengolahan kedelai mentah, perebusan, peragian hingga pengemasan. Meskipun peserta workshop tidak dibatasi pada kalangan tertentu saja, namun atas pertimbangan efektifitas materi dan kapasitas pabrik maka jumlah peserta pun terpaksa dibatasi dengan jumlah yang relatif kecil. "So, buruan. siapa cepat dia dapat!", kata A. Suryana menutup pembicaraan.[]Loji
2 comments:
saya tinggal di bali, berapa ya jika training diadakan di bali sini?
Trimakasih atas perhatian anda. Jika yang dimaksud biaya, tentu estimasi akan bergantung pada kebutuhan di lapangan. Sejauh ini kegiatan kami lebih tertuju pada upaya perbaikan pola produksi tahu dan tempe yang higienis, efisien dan ramah terhadap lingkungan. tentu akan sangat menarik bila kita besa bersama teman2 di bali bisa bekerja sama untuk salah satunya melakukan pelatihan. hanya saja jangkauan kerja kami masih berada di Jabodetabek, meski tidak menutup kemungkinan terjadinya pertukaran gagasan. semoga nanti kita bisa bekerjasama. Trimakasih
Posting Komentar