Dalam rangka memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), Departemen Sosial RI menyelenggarakan KSN Expo Internasional ke-4 & Awards 2011 di Ruang Cendrawasih dan Exhibition Hall B, Jakarta Convention Center dari 27-30 Oktober 2011. Acara yang ditujukan untuk menjadi forum komunikasi dan berbagi informasi tentang banyak program untuk mengurangi kemiskinan dan Tanggung Jawab Sosial ini resmi dibuka oleh mensos Salim Saggaf Aldjufri (27/10/11).
Selain diikuti oleh berbagai lembaga dari dalam dan luar negeri seperti Kedutaan, departemen pemerintahan, pemuda, perempuan, komunitas adat, universitas, bank, Lembaga Keuangan Mikro, Industri, jasa, Asosiasi Perdagangan Internasional dan perusahaan nasional/multinasional yang menerapkan CSR dan lain-lain, kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa Organisasi Non Pemerintah (LSM) baik yang berskala lokal maupun internasional.
Mercycorps Indonesia yang menempati stand bagian belakang Hall B berdampingan dengan beberapa NGO lain sudah mulai bersiap "gelar lapak" sejak pagi hari (27/10/11). Sayang, mepetnya waktu persiapan di tengah berbagai kesibukan program-program yang ada ditambah peta lokasi yang kurang strategis dan sempit menyebabkan performance tidak bisa benar-benar maximum. Bahkan program T&T yang semula berencana mengusung 2 jenis peralatan produksi berbahan stainless yakni alat pemecah kedelai dan dandang akhirnya menggagalkan niatan tersebut dengan pertimbangan ukuran stand yang tidak memadai.
Tri Widyastuti, staff Goverment Mercycorps yang dari awal mengkoordinasikan acara juga cukup menyayangkan keadaan tersebut, "Menurut juklak acara yang kami terima seharusnya ukurannya lebih lebar dari ini. 3x2 meter memang terlalu sempit untuk display seperti yang kita inginkan.", ungkapnya di lokasi pameran selepas pembukaan. "tapi nggak apa-apa, kita bisa memaklumi. maksimalkan saja yang ada", tambahnya lagi.
Sementara itu Tim T&T yang diwakili oleh Loji akhirnya "hanya" mampu memboyong 1 paket produk tempe higienis ukuran besar sejumlah 20 buah hasil produksi Pak Sunoto dari wilayah Kramat Jati serta satu paket lagi tahu olahan produksi Sutaryo, Kopti Jakarta Selatan dengan jumlah yang sama. Dan karena tempat yang sempit kedua produk itupun nyaris tak kebagian tempat "mejeng" dan terpaksa harus nebeng di gerobak kedai balitaku milik program Kebal, berdampingan langsung dengan kedoteng (kereta sedot sapiteng) yang bahkan harus sedikit memakan ruas jalan pengunjung.
"Ini di luar bayangan kita sebelumnya. bahkan backdrop yang sudah sesuai dengan layout awal kita terpaksa harus menyesuaikan", ujar Sony Iskandar dari bagian Publication MercyCorps. "Jadi ya agak menjorok dikit gak apa-apalah. kita minta maaf sama teman-teman semua", lanjutnya sembari tertawa.
Acara yang sedianya berlangsung selama tiga hari itu pun banyak dipenuhi pengunjung pada hari pertama pembukaan. Stand MercyCorps yang berada di blok NGO tak pelak juga menarik banyak peminat, baik untuk sekedar melihat-lihat, mengambil one pager hingga menyampaikan keinginan untuk membuka jaringan usaha makanan sehat untuk balita. Selain itu tidak sedikit pula di antara pengunjung yang lantas membeli produk tahu maupun tempe setelah beberapa saat mengamati dan berdialog dengan perwakilan tim. Loji yang ditugasi mengawal tak pelak dibuat sibuk dengan memberi penjelasan terkait produk higienis sebagaimana brand produk bersih program T&T beserta kerja-kerja yang telah dilakukan.
"Untung ada gerobak Kebal, jadi bisa nebeng display. Masak tempe mau ditaruh di atas kedoteng", celetuk loji menjawab keberatan seorang petugas Kebal yang merasa sedikit "terganggu" dengan distorsi produk tahu dan tempe di antara jajanan balita yang digelarnya. "Selain minta maaf kami juga sangat berterimakasih sama teman-teman Kebal yang bersedia berbagi tempat. Begitulah, sesama kawan harus saling membantu, sesuai dengan tema acara expo kita hari ini. hehe...", tukasnya ringan sembari berkemas setelah seluruh tempe yang dibawanya ludes terjual.(Loji)
Selain diikuti oleh berbagai lembaga dari dalam dan luar negeri seperti Kedutaan, departemen pemerintahan, pemuda, perempuan, komunitas adat, universitas, bank, Lembaga Keuangan Mikro, Industri, jasa, Asosiasi Perdagangan Internasional dan perusahaan nasional/multinasional yang menerapkan CSR dan lain-lain, kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa Organisasi Non Pemerintah (LSM) baik yang berskala lokal maupun internasional.
Mercycorps Indonesia yang menempati stand bagian belakang Hall B berdampingan dengan beberapa NGO lain sudah mulai bersiap "gelar lapak" sejak pagi hari (27/10/11). Sayang, mepetnya waktu persiapan di tengah berbagai kesibukan program-program yang ada ditambah peta lokasi yang kurang strategis dan sempit menyebabkan performance tidak bisa benar-benar maximum. Bahkan program T&T yang semula berencana mengusung 2 jenis peralatan produksi berbahan stainless yakni alat pemecah kedelai dan dandang akhirnya menggagalkan niatan tersebut dengan pertimbangan ukuran stand yang tidak memadai.
Tri Widyastuti, staff Goverment Mercycorps yang dari awal mengkoordinasikan acara juga cukup menyayangkan keadaan tersebut, "Menurut juklak acara yang kami terima seharusnya ukurannya lebih lebar dari ini. 3x2 meter memang terlalu sempit untuk display seperti yang kita inginkan.", ungkapnya di lokasi pameran selepas pembukaan. "tapi nggak apa-apa, kita bisa memaklumi. maksimalkan saja yang ada", tambahnya lagi.
Sementara itu Tim T&T yang diwakili oleh Loji akhirnya "hanya" mampu memboyong 1 paket produk tempe higienis ukuran besar sejumlah 20 buah hasil produksi Pak Sunoto dari wilayah Kramat Jati serta satu paket lagi tahu olahan produksi Sutaryo, Kopti Jakarta Selatan dengan jumlah yang sama. Dan karena tempat yang sempit kedua produk itupun nyaris tak kebagian tempat "mejeng" dan terpaksa harus nebeng di gerobak kedai balitaku milik program Kebal, berdampingan langsung dengan kedoteng (kereta sedot sapiteng) yang bahkan harus sedikit memakan ruas jalan pengunjung.
"Ini di luar bayangan kita sebelumnya. bahkan backdrop yang sudah sesuai dengan layout awal kita terpaksa harus menyesuaikan", ujar Sony Iskandar dari bagian Publication MercyCorps. "Jadi ya agak menjorok dikit gak apa-apalah. kita minta maaf sama teman-teman semua", lanjutnya sembari tertawa.
Acara yang sedianya berlangsung selama tiga hari itu pun banyak dipenuhi pengunjung pada hari pertama pembukaan. Stand MercyCorps yang berada di blok NGO tak pelak juga menarik banyak peminat, baik untuk sekedar melihat-lihat, mengambil one pager hingga menyampaikan keinginan untuk membuka jaringan usaha makanan sehat untuk balita. Selain itu tidak sedikit pula di antara pengunjung yang lantas membeli produk tahu maupun tempe setelah beberapa saat mengamati dan berdialog dengan perwakilan tim. Loji yang ditugasi mengawal tak pelak dibuat sibuk dengan memberi penjelasan terkait produk higienis sebagaimana brand produk bersih program T&T beserta kerja-kerja yang telah dilakukan.
"Untung ada gerobak Kebal, jadi bisa nebeng display. Masak tempe mau ditaruh di atas kedoteng", celetuk loji menjawab keberatan seorang petugas Kebal yang merasa sedikit "terganggu" dengan distorsi produk tahu dan tempe di antara jajanan balita yang digelarnya. "Selain minta maaf kami juga sangat berterimakasih sama teman-teman Kebal yang bersedia berbagi tempat. Begitulah, sesama kawan harus saling membantu, sesuai dengan tema acara expo kita hari ini. hehe...", tukasnya ringan sembari berkemas setelah seluruh tempe yang dibawanya ludes terjual.(Loji)
2 comments:
Good job, guys!
Thank You
Posting Komentar